Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Sayangkan Percakapan Jokowi-Syafii Jadi Bagian Informasi

Kompas.com - 05/02/2015, 20:23 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai percakapan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Syafii Maarif hanya sebatas percakapan pribadi yang tidak layak dinilai sebagai suatu informasi resmi. Syafii yang juga bertindak sebagai ketua tim independen itu mengaku diberitahukan Presiden melalui telepon bahwa Presiden batal melantik Komisaris Jenderal (Pol) Budi Gunawan sebagai Kepala Kepolisian RI.

"Itu kan pembicaraan pribadi, tentu kita tidak tahu, kan yang cuma tahu cuma berdua yang tahu pembicaraan. Tapi tidak selayaknya tentu pembicaraan-pembicaraan pribadi itu juga menjadi bagian dari pada informasi," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Kamis (5/2/2015).

Kalla tetap mengatakan bahwa Presiden masih menunggu hasil gugatan praperadilan yang diajukan Budi atas langkah Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan ajudan Megawati Soekarnoputri itu sebagai tersangka.

"Oh iya, harus (tunggu hasil praperadilan)," ujar Kalla.

Wapres kerap beri masukan

Kendati demikian, Kalla mengatakan bahwa selaku Wapres ia selalu memberikan masukan kepada Presiden. Mengenai saran apa yang disampaikan Kalla kepada Presiden terkait dengan pencalonan Budi Gunawan ini, ia enggan mengungkapkannya.

"Wah masak masukannya (apa) perlu tahu," ucap dia.

Secara terpisah, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy juga mengaku belum tahu bahwa Presiden membatalkan pelantikan Budi sebagai Kapolri.

Dalam beberapa kesempatan, menurut Tedjo, Presiden menyampaikan bahwa keputusan mengenai pencalonan Budi menunggu hasil praperadilan.

Sebelumnya tim independen yang dipimpin Syafii merekomendasikan kepada Presiden Jokowi agar tidak melantik Budi sebagai Kapolri. Tim juga menyarankan Presiden segera mencari calon baru Kapolri pengganti Jenderal Sutarman.

Selain Syafii, tim ini beranggotakan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie; sosiolog Imam Prasodjo; mantan Kapolri Jenderal (Purn) Sutanto; mantan Wakil Kepala Polri Komjen (Purn) Oegroseno; Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana; mantan pimpinan KPK, Tumpak Hatorangan Panggabean dan Erry Riyana Hardjapamekas; serta pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com