Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaksa Agung Akui Kinerja Kejaksaan Selama 2014 Belum Optimal

Kompas.com - 05/01/2015, 17:12 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaksa Agung HM Prasetyo mengakui kinerja Kejaksaan Agung selama tahun 2014 masih belum optimal. Meski demikian, Prasetyo mengatakan, ada peningkatan hasil kerja dari tahun ke tahun yang diterima Kejaksaan.

"Kami akui masih belum optimal. Meski demikian, dari pengamatan saya dan dari evaluasi, ada peningkatan hasil kerja dari tahun ke tahun. Ini tidak lepas dari sinergi jajaran Kejaksaan," ujar Prasetyo, dalam konferensi pers Penyampaian Kinerja Tahun 2014, Kejaksaan Republik Indonesia di Kejaksaan Agung RI, Senin (5/1/2014).

Salah satu proses hukum yang mengalami penundaan penyelesaian selama tahun 2014, adalah mengenai pelaksanaan eksekusi hukuman mati bagi para terpidana. Sesuai rencana, pada akhir 2014, terdapat enam terpidana yang telah diberikan surat perintah pelaksanaan eksekusi. Namun, akibat terkendala proses yuridis, pelaksanaan hukuman mati hingga kini belum juga terlaksana.

Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Widyo Pramono mengatakan, beberapa kasus yang belum selesai sebenarnya telah memasuki proses penyelesaian. Widyo mencontohkan, terkait kasus rekening gendut, sudah ada yang sedang dalam tahap penuntutan di Kejaksaan Tinggi Bali.

Selain itu, masih ada proses penyidikan rekening gendut di Riau, dan terhadap Gubernur Sulawesi Tenggara. Kemudian ada kasus yang masih berlanjut di Kejaksaan Negeri di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Menurut Widyo, kasus-kasus tersebut memiliki tindak lanjut yang beragam, ada yang dalam proses penyelidikan dan sudah sampai pada tahap penuntutan.

Meski beberapa kasus masih dalam tahap penyelesaian, Prasetyo mengatakan, ada capaian yang dihasilkan oleh Kejaksaan selama beberapa tahun terakhir. Misalnya, sebut Prasetyo, dalam bidang pengelolaan anggaran dari tahun ke tahun, Kejaksaan telah mengalami kemajuan pengendalian pemeriksa keuangan.

Pada tahun 2013 lalu, Kejaksaan mendapat predikat wajar tanpa pengecualian. Hal ini menurut Prasetyo perlu mendapat apresiasi. Sebab, sejak tahun 2009 hingga 2010, Kejaksaan mendapat predikat wajar dengan pengecualian. Kemudian, pada 2011, Kejaksaan mendapat predikat wajar tanpa pengecualian, namun dengan penjelasan.

"Ini menunjukan Kejaksaan makin tertib mengelola anggaran," kata Prasetyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi: Belum Ada Proyek Strategis yang Dibangun di Barito Timur meski Dekat IKN

Jokowi: Belum Ada Proyek Strategis yang Dibangun di Barito Timur meski Dekat IKN

Nasional
Tangguhkan Upaya Penanggulangan Bencana, Dompet Dhuafa Hadirkan Workshop Temu Relawan di Gorontalo

Tangguhkan Upaya Penanggulangan Bencana, Dompet Dhuafa Hadirkan Workshop Temu Relawan di Gorontalo

Nasional
Kepala BNPT Sebut Indonesia 'Zero Terrorist Attack' Sepanjang 2023 hingga Juni 2024, tapi Tak Boleh Lengah

Kepala BNPT Sebut Indonesia "Zero Terrorist Attack" Sepanjang 2023 hingga Juni 2024, tapi Tak Boleh Lengah

Nasional
Komarudin: Kalau Jokowi Dorong Ahmad Luthfi Silakan, PDI-P Pasti Calonkan Orang

Komarudin: Kalau Jokowi Dorong Ahmad Luthfi Silakan, PDI-P Pasti Calonkan Orang

Nasional
Demi 'Golden Ticket', PKS Harap PDI-P Mau Usung Anies-Sohibul di Jakarta

Demi "Golden Ticket", PKS Harap PDI-P Mau Usung Anies-Sohibul di Jakarta

Nasional
Polri Diminta Segera Tangkap 4 Bandar Besar Judi 'Online' yang Sudah Terdeteksi

Polri Diminta Segera Tangkap 4 Bandar Besar Judi "Online" yang Sudah Terdeteksi

Nasional
Pemerintah Pasrah Data PDN Diretas, Pengamat: Tak Bisa, Harus 'Do Something'

Pemerintah Pasrah Data PDN Diretas, Pengamat: Tak Bisa, Harus "Do Something"

Nasional
Mendagri Bakal Sanksi Kepala Daerah yang Terlibat Judi Online

Mendagri Bakal Sanksi Kepala Daerah yang Terlibat Judi Online

Nasional
Kontras Sebut Hanya 2 dari 11 Rekomendasi TPPHAM yang Dieksekusi Pemerintah

Kontras Sebut Hanya 2 dari 11 Rekomendasi TPPHAM yang Dieksekusi Pemerintah

Nasional
Jaksa Agung Terbitkan Edaran Larang Jajarannya Main Judi 'Online'

Jaksa Agung Terbitkan Edaran Larang Jajarannya Main Judi "Online"

Nasional
Kejagung Ajukan Banding Vonis Achsanul Qosasi di Kasus Korupsi BTS

Kejagung Ajukan Banding Vonis Achsanul Qosasi di Kasus Korupsi BTS

Nasional
Anies Ingin Bertemu Prabowo Sebelum Pilkada 2024, Demokrat: Kita Harus Sambut Baik

Anies Ingin Bertemu Prabowo Sebelum Pilkada 2024, Demokrat: Kita Harus Sambut Baik

Nasional
Demokrat Anggap Ridwan Kamil Cocok Masuk Jakarta, Ungkit Jokowi dari Solo

Demokrat Anggap Ridwan Kamil Cocok Masuk Jakarta, Ungkit Jokowi dari Solo

Nasional
Sekjen PKS Sebut Jokowi Sodorkan Kaesang ke Sejumlah Parpol untuk Maju Pilkada Jakarta

Sekjen PKS Sebut Jokowi Sodorkan Kaesang ke Sejumlah Parpol untuk Maju Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Nilai Pintu Koalisi Masih Terbuka Meski PKS Usung Anies-Sohibul di Jakarta

PDI-P Nilai Pintu Koalisi Masih Terbuka Meski PKS Usung Anies-Sohibul di Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com