JAKARTA, KOMPAS.com - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengkritik para pemilik dan penanggung jawab media yang menggunakan pers sebagai alat dalam mencapai kepentingan politik. Hal itu dinilai sebagai ancaman dalam kebebasan pers.
"Para penanggung jawab redaksi telah menggunakan frekuensi publik untuk kepentingan partai dan kelompok," ujar Ketua Umum AJI Suwarjono, dalam konferensi pers di Kantor AJI, Kwitang, Jakarta Pusat, Selasa (23/12/2014).
Menurut Suwarjono, selama tahun 2014, yang merupakan tahun politik, para pemilik media secara terang-terangan telah menunjukan pertarungan, khususnya selama masa pemilu presiden. AJI menemukan, praktik oligopoli media massa membuat opini masyarakat juga dikontrol oleh sekelompok kecil pemilik media massa.
Sekretaris Jenderal AJI Arfi Bambani Amri mengatakan, hal tersebut merupakan bentuk catatan buruk dunia pers yang dilibatkan dalam kepentingan politik. Untuk itu, AJI meminta penanggung jawab media untuk menjaga independensi, keberimbangan, etika dan prinsip jurnalistik dalam setiap pemberitaan.
"Ancaman kebebasan pers bukan cuma pada aksi kekerasan terhadap jurnalis, tapi bisa juga muncul dari media itu sendiri," kata Arfi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.