Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Pribumi Harap Kesetaraan Perlakuan dengan Tenaga Kerja Asing di MEA

Kompas.com - 22/12/2014, 13:44 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) meminta tenaga kerja Indonesia diperlakukan sama dengan tenaga kerja asing jika kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) diberlakukan pada akhir tahun depan. Permintaan ini merupakan salah satu poin yang disampaikan pengurus Hippi ketika bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Senin (22/12/2014).

"Tenaga kerja kita mesti di-treatment sama. Kalau tenaga kerja kita mau ke luar, itu butuh sertifikasi, maka mereka yang mau kerja di sini juga harus disertifikasi," kata Ketua Umum Hippi Suryani SF Motik di Kantor Wapres, Senin. Selain menyinggung perlakuan sama terhadap tenaga kerja Indonesia jika MEA diberlakukan, Hippi membahas masalah suku bunga Indonesia yang dinilai termahal dibandingkan negara lain di ASEAN.

"Itu yang akan dibahas, tetapi perbankan lembaga terpisah, pemerintah akan bahas lebih intens," sambung Suryani.

Suryani juga berharap pengusaha nasional memiliki peran lebih banyak dalam memajukan perekonomian Indonesia. Sebesar apa peranan pengusaha nasional, kata dia, bergantung pada kebijakan pemerintah serta anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk membantu para pengusaha nasional.

"Kita juga minta sinkronisasi antara kebijakan pengadaan barang dan produk lokal supaya produk lokal lebih diutamakan," kata Suryani.

Di samping itu, Hippi meminta pemerintah meninjau kembali peraturan menteri tentang tata cara pengajuan permohonan pengesahan badan hukum dan persetujuan perubahan anggaran dasar serta penyampaian pemberitahuan perubahan anggaran dasar dan perubahan data perusahaan terbuka.

"Kita juga minta pengadaan produk sapi yang masih lemah," sambung Suryani.

Permintaan lain Hippi agar UMKM, terutama yang bergerak di bidang industri kreatif, mendapatkan kemudahan fasilitas dari lembaga keuangan. Atas usulan Hippi ini, Wapres Kalla menyambut dengan tangan terbuka. Bahkan, kata Suryani, Wapres mencatat satu per satu keluhan yang disampaikan pengurus Hippi.

"Pak JK sangat merespons, bagus, yang menarik Pak JK mencatat satu per satu dan dia bilang akan koordinasi dengan menteri terkait. Kemudian, Pak JK bilang budget naik dua kali karena keuntungan dari harga BBM naik sehingga pemerintah bisa saving dan ada budget yang bisa di-spend untuk pembangunan melalui APBN atau APBD," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

Nasional
DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

Nasional
Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Nasional
Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Nasional
Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com