Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun 2014 Dinilai sebagai Tahun Arogansi Politik

Kompas.com - 17/12/2014, 12:06 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik, Soegeng Sarjadi Syndicate, Toto Sugiarto, menilai, tahun 2014 telah menjadi tahun arogansi politik bagi perpolitikan di Indonesia. Para elite politik terbelah dan hanya memikirkan kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan rakyat. 

Menurut Toto, arogansi politik ini dimulai sejak Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014. Pemilu kali ini, kata dia, bisa dikatakan sebagai pemilu yang terburuk setelah era reformasi.

"Pemilu 2014 penuh masalah, baik untuk peserta pemilu ataupun penyelenggara," kata Toto dalam diskusi evaluasi akhir tahun, di kantor Soegeng Sarjadi Syndicate, di Jakarta, Rabu (17/12/2014).

Toto menjelaskan, peserta pemilu banyak melakukan pelanggaran, baik berupa administrasi maupun politik uang. Banyak juga yang melakukan kampanye hitam untuk menjatuhkan lawan politiknya. Sementara itu, penyelenggara pemilu, lanjut Toto, banyak juga yang melakukan pelanggaran dengan berpihak kepada calon-calon tertentu. Toto menyebutkan, mereka melakukan berbagai cara untuk memenangkan calon yang didukungnya.

"Buruknya, meskipun pemilu sudah selesai, kontestasi masih berlanjut sampai sekarang. Pembelahan masih ada," ujar Toto.

Dua pendukung pasangan calon yang bersaing di pilpres, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla, terbelah menjadi Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat. Akibat pembelahan kekuatan ini, DPR disibukkan dengan kisruh yang terjadi dan tak menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat.

"Ada dendam, tidak hanya dendam biasa, tapi dendam personal. Politisi kita arogan sekali karena dendam personal ini," ujarnya.

Toto berharap konflik di DPR antara KMP dan KIH ini sudah selesai pada tahun 2014. Setelah masa reses pada Januari 2015 mendatang, dia berharap kedua kelompok bisa bersatu untuk bersama-sama membangun Indonesia ke depan.

"Seharusnya jika pilpres selesai, kita bangun bangsa ini supaya tidak tertinggal dari bangsa lain," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BNPT: Indonesia Berkomitmen Tindaklanjuti Resolusi Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

BNPT: Indonesia Berkomitmen Tindaklanjuti Resolusi Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

Nasional
PKS Akui Komunikasi dengan Anies dan Sudirman Said untuk Pilkada DKI

PKS Akui Komunikasi dengan Anies dan Sudirman Said untuk Pilkada DKI

Nasional
Bantah Diam-diam Revisi UU MK, Wakil Ketua DPR Ungkit Menko Polhukam Saat Itu Minta Tak Disahkan sampai Pemilu

Bantah Diam-diam Revisi UU MK, Wakil Ketua DPR Ungkit Menko Polhukam Saat Itu Minta Tak Disahkan sampai Pemilu

Nasional
PKS Komunikasi Intens dengan PKB Cari Tandingan Khofifah-Emil Dardak

PKS Komunikasi Intens dengan PKB Cari Tandingan Khofifah-Emil Dardak

Nasional
Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim dan Ahmad Dhani di Surabaya

Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim dan Ahmad Dhani di Surabaya

Nasional
Pertahanan Udara WWF ke-10, TNI Kerahkan Jet Tempur hingga Helikopter Medis

Pertahanan Udara WWF ke-10, TNI Kerahkan Jet Tempur hingga Helikopter Medis

Nasional
Kementan Keluarkan Rp 317 Juta untuk Keperluan Pribadi SYL, Termasuk Umrah, Bayar Kiai, dan “Service Mercy”

Kementan Keluarkan Rp 317 Juta untuk Keperluan Pribadi SYL, Termasuk Umrah, Bayar Kiai, dan “Service Mercy”

Nasional
Yusril Disebut Mundur dari PBB karena Akan Masuk Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Belum Tahu Ditempatkan di Mana

Yusril Disebut Mundur dari PBB karena Akan Masuk Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Belum Tahu Ditempatkan di Mana

Nasional
Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL Saat Tak Ada Anggaran

Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL Saat Tak Ada Anggaran

Nasional
Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Nasional
Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Nasional
Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Nasional
Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Nasional
Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Nasional
Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com