JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla berpendapat, saat ini sudah bukan zamannya untuk menerapkan hukuman cambuk bagi siswa yang melakukan pelanggaran. Kalla menyampaikan hal tersebut terkait munculnya video berisi hukuman cambuk terhadap santri di pondok pesantren di daerah Jombang, Jawa Timur.
"Kalau zaman dulu tahun 1950-an boleh, dipukul rotan, tetapi sekarang hukuman pada murid tidak seperti itu, tidak pantas," ujar JK di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (11/12/2014).
JK mengatakan, saat ini yang paling penting adalah meningkatkan kedisiplinan para siswa agar mematuhi peraturan. Namun, meningkatkan kedisiplinan tersebut bukan dengan cara-cara kekerasan, seperti hukuman cambuk.
"Disiplin sekolah itu bagus, anak-anak disiplin, kalau belajar ya belajar, bermain ya bermain, tetapi jangan melanggar," katanya.
Sebelumnya, video berisi rekaman kekerasan terhadap tiga santri beredar di Jombang. Diduga, peristiwa yang terekam di video tersebut terjadi di salah satu pondok pesantren di Jombang.
Dalam video tersebut, tiga santri diikat di tiga pohon dengan mata tertutup. Selanjutnya, beberapa orang menggunakan rotan memukuli santri tersebut secara bergiliran. (Baca: Polisi Selidiki Penerapan Hukum Cambuk di Sebuah Pesantren Jombang)
Setiap santri yang diikat di pohon tersebut secara total mendapat 35 pukulan. Tindakan itu dilakukan di depan puluhan santri lainnya. (Baca: Santri Dihukum Cambuk, Ini Komentar Menteri Agama)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.