Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Patahkan Stigma dengan Berada di Luar Pemerintahan

Kompas.com - 14/11/2014, 17:00 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Umum Pengurus Pusat Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Ahmad Doli Kurnia mengatakan, Golkar saat ini tengah menunjukkan konsistensinya di dalam kehidupan berpolitik dan berdemokrasi. Keberadaan Golkar di dalam Koalisi Merah Putih sebagai kekuatan penyeimbang pemerintah menunjukkan bahwa Golkar sudah keluar dari stigmanya selama ini.

“Kita ingin mematahkan stigma yang selama ini berkembang bahwa Partai Golkar adalah partai pemerintah dan tidak bisa hidup bila tidak berada di dalam kekuasaan,” kata Doli saat diskusi mingguan AMPG di Kantor DPP Partai Golkar, Jumat (14/11/2014).

Doli menuturkan, demokrasi tersusun atas tiga kekuatan utama yaitu eksekutif, legislatif dan yudikatif. Ketiga kekuatan itu harus memiliki posisi yang seimbang sehingga dapat mengontrol jalannya kehidupan demokrasi dengan baik.

Di samping itu, ia menambahkan, demokrasi juga tidak dapat terlepas dari keberadaan partai politik. Sehingga, apabila ada pihak-pihak yang mendiskreditkan keberadaan partai politik tersebut, maka sama halnya dengan mengkerdilkan nilai-nilai demokrasi itu sendiri.

“Di dalam kehidupan politik dan demokrasi kita, harus dikembangkan tradisi yang memungkinkan setiap parpol memilih posisinya pada setiap periode politik jalannya pemerintahan. Dan Partai Golkar harus diposisikan sama dengan partai politik lain yang bebas dari stigma dan mempunyai pilihan yang bebas mau berada bersama atau di luar pemerintahan,” katanya.

Lebih jauh, ia mengatakan, bukan kali ini saja Golkar berada di luar pemerintahan. Ketika Golkar masih dipimpin oleh Akbar Tanjung, ia mengatakan, saat itu posisi Golkar berada di luar pemerintahan. Namun, setelah musyawarah nasional (munas) digelar, Golkar yang saat itu dipimpin oleh Jusuf Kalla kembali masuk ke dalam pemerintahan.

“Itu pun tidak memberikan keuntungan bagi Golkar. Suara Golkar terus menurun, meski kader kita menjadi wapres saat itu,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi: Rusunawa Marunda Bakal Dibangun Ulang, Minimal 2 Tower Selesai 2025

Heru Budi: Rusunawa Marunda Bakal Dibangun Ulang, Minimal 2 Tower Selesai 2025

Nasional
Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Nasional
SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

Nasional
Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Nasional
Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Nasional
Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Nasional
MUI Dorong Satgas Pemberantasan Judi Online Bekerja Optimal

MUI Dorong Satgas Pemberantasan Judi Online Bekerja Optimal

Nasional
Saat SYL Singgung Jokowi Pernah Jadi Bawahannya di APPSI...

Saat SYL Singgung Jokowi Pernah Jadi Bawahannya di APPSI...

Nasional
MUI Apresiasi Rencana Kemenag Edukasi Calon Pengantin Terkait Bahaya Judi Online

MUI Apresiasi Rencana Kemenag Edukasi Calon Pengantin Terkait Bahaya Judi Online

Nasional
Pengadilan Tipikor Bakal Adili Lagi Perkara Hakim MA Gazalba Saleh

Pengadilan Tipikor Bakal Adili Lagi Perkara Hakim MA Gazalba Saleh

Nasional
Kemenag Minta Penghulu Edukasi Bahaya Judi 'Online' ke Calon Pengantin

Kemenag Minta Penghulu Edukasi Bahaya Judi "Online" ke Calon Pengantin

Nasional
Garuda Indonesia 'Delay' 5 Jam Saat Pulangkan Jemaah Haji, Kemenag Protes

Garuda Indonesia "Delay" 5 Jam Saat Pulangkan Jemaah Haji, Kemenag Protes

Nasional
Sejarah dan Tema Hari Keluarga Nasional 2024

Sejarah dan Tema Hari Keluarga Nasional 2024

Nasional
Jemaah Haji Keluhkan Tenda Sempit, Timwas DPR Sebut Akan Bentuk Pansus Haji

Jemaah Haji Keluhkan Tenda Sempit, Timwas DPR Sebut Akan Bentuk Pansus Haji

Nasional
Menakar Legitimasi PBNU Kelola Tambang

Menakar Legitimasi PBNU Kelola Tambang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com