Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kenaikan Harga BBM, TB Hasanuddin Sebut Posisi PDI-P Dilematis

Kompas.com - 10/11/2014, 16:51 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, TB Hasanuddin, mengatakan, partainya berharap, Presiden Joko Widodo dapat memberikan alasan yang jelas soal rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Meskipun demikian, ia mengatakan, semua kader PDI-P akan menyetujui rencana kenaikan tersebut.

"Pemerintah harus jelaskan duduk persoalan rencana kenaikan harga BBM. Tentu pemerintah pun harus koordinasi dengan kami, fraksi pendukung pemerintah," ujar TB Hasanuddin saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (10/11/2014).

Hasanuddin mengakui, posisi PDI-P saat ini menjadi dilematis. Pasalnya, selama 10 tahun terakhir, PDI-P selalu konsisten untuk menolak kenaikan harga BBM. Namun, sebagai salah satu partai pendukung pemerintah, ia mengatakan, semua kader PDI-P akan menyetujui rencana tersebut.

"Bahkan, spanduk kami di dapil, yang bertuliskan penolakan naiknya BBM, belum dicabut. Tidak apa-apa, itu kan politik," kata Hasanuddin.

Ia mengatakan, dewan pimpinan partai telah memerintahkan semua kader untuk menyetujui rencana tersebut. Ia juga mengatakan bahwa ada sanksi bagi kader yang berbeda pandangan terhadap keputusan partai. Sanksi tersebut, menurut Hasanuddin, akan diawali dengan pemanggilan.

Sebelumnya, beberapa politisi PDI-P menyuarakan penolakan terhadap rencana kenaikan harga BBM. Effendi Simbolon mempertanyakan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang dianggapnya terlalu bernafsu menaikkan harga BBM. Sementara itu, Rieke Diah Pitaloka juga mengkritik rencana kenaikan harga BBM melalui akun Twitter-nya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com