Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Instruksi Pimpinan PPP Pascaputusan PTUN

Kompas.com - 09/11/2014, 14:57 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar Jakarta melakukan konsolidasi internal. Hal tersebut dilakukan seiring keputusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) yang memenangkan PPP kubu Muktamar Jakarta atas Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai pengurus yang sah.

Sekretaris Jenderal PPP Dimyati Natakusuma mengatakan, berdasarkan konsolidasi internal sementara, pihaknya memberikan instruksi kepada seluruh stakeholder PPP. Setidaknya, ada dua poin yang diamanatkan pada seluruh kader.

"Pertama, kami mengimbau DPW dan DPC PPP seluruh Indonesia untuk taat dan menjaga kekompakan dan kesolidan. Kami ingin semua mengatur shaf kembali berada dalam satu koordinasi DPP yang sesuai dengan undang-undang dan AD/ART," ujar Dimyati di kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (9/11/2014).

Kedua, lanjut Dimyati, pihaknya berharap agar DPW dan DPC di seluruh Indonesia tidak terprovokasi pihak internal partai sendiri yang mengatasnamakan DPP PPP.

Dimyati pun mewanti-wanti bahwa pengurus DPP yang sah secara undang-undang adalah pengurus hasil muktamar PPP di Surabaya.

"Dengan putusan PTUN, PPP kembali ke apa yang sudah diputuskan mahkamah partai, yakni yang mengesahkan pengurus muktamar di Jakarta," ujar Dimyati.

Kendati demikian, Dimyati memastikan tidak akan ada aksi pecat memecat pada pengurus harian PPP saat ini. Pada dasarnya, pengurus PPP saat ini ingin semua kader bersatu.

Diberitakan, PTUN mengabulkan gugatan yang dilayangkan kuasa hukum PPP hasil Muktamar Jakarta (kubu Suryadharma Ali) untuk menunda pelaksanaan keputusan Menhuk dan HAM No M.HH-07.AH.11.01 Tahun 2014.

Dengan demikian, keputusan soal Pengesahan Perubahan Susunan Kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (kubu Rhomahurmuziy) belum dapat dilaksanakan.

Dimyati memastikan bahwa pascaputusan PTUN tersebut, posisi PPP di parlemen tetap berada di koalisi merah putih (KMP). Diketahui, hasil muktamar PPP di Surabaya mengarahkan dukungannya di parlemen kepada Koalisi Indonesia Hebat (KIH).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com