Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Langsung Kabulkan Semua Permintaan Warga di Kampung Nelayan, Kecuali...

Kompas.com - 06/11/2014, 16:26 WIB
Sabrina Asril

Penulis


MAMUJU, KOMPAS.com
 — Presiden Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan perjalanannya ke tempat ketiga di wilayah Sulawesi Barat, Kamis (6/11/2014) siang. Pagi tadi, Jokowi dan rombongan blusukandi Desa Beru-beru dan Saletto.

Bertempat di kampung nelayan Sumare, Kecamatan Simboro, Jokowi bertemu dengan sekitar 200 orang di pinggir pantai. Jokowi bersama Ibu Negara Iriana dan sejumlah menteri, seperti Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono, duduk di atas kursi bambu.

Jokowi memulai dialog dengan membuka sesi "curhat". Warga diperbolehkan mengeluarkan keluhannya kepada Presiden. Namun, tak hanya mendengarkan, Jokowi bahkan langsung mengabulkan permintaan mereka.

Keluhan pertama diutarakan seorang ibu yang meminta agar didirikan menara telekomunikasi di wilayahnya.

"Di sini Pak masalahnya tower sinyal, nggak ada sinyal," keluh ibu itu.

Dia juga meminta agar pemerintah mendirikan sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas yang jaraknya tak jauh dari kampung nelayan itu. Permintaan dari sang ibu langsung dijawab Jokowi.

"Habis pulang ini, saya perintahkan Menkominfo (Rudiantara) untuk membangun Telkomsel di sini. Tapi, untuk apa sih? Komunikasi dengan siapa hayo?" tanya Jokowi.

"Untuk tahu harga ikan Pak, untuk komunikasi dengan orang di kota," jawab ibu itu spontan.

"Oh iya, jangan dipakai untuk gosip, ya. Kalau harga ikan, saya kira produktif, perlu, sehingga perlu dibangun tower-nya," timpal Jokowi.

"Tolong dicatat, ya," ujar Jokowi meminta para stafnya mencatat keinginan warga itu.

Seorang nelayan yang juga tak memperkenalkan diri lalu ikut berbicara. Kali ini, nelayan itu meminta bantuan tanggul agar apabila air laut sedang pasang, air tidak sampai masuk ke rumah warga.

"Tenang, tahun depan akan dimulai Pak pembangunannya. Pokoknya kalau minta nggak aneh-aneh, dan produktif, pasti diberi," ucap Jokowi.

Tak langsung kabulkan

Belum berhenti di situ. Kali ini, masalah yang dikeluhkan adalah terkait bahan bakar minyak (BBM) yang tengah menjadi polemik.

"Kami minta SPBU nelayan karena sudah dibatasi dari Pertamina. Kami juga minta (harga) BBM tidak naik, Pak," kata dia lugas.

Pernyataan nelayan itu pun mendapat sorak-sorai dari nelayan lain yang datang mengerumuni Jokowi. Melihat desakan itu, Jokowi memilih menjawab dengan santai.

"Ya, nggak apa-apa kan permohonan bisa dikabulkan, bisa juga tidak. Tapi, yang penting, SPBU insya Allah saya berikan," jawab mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Setelah berdialog, Jokowi kemudian berjabat tangan dengan warga. Dia juga sempat berkeliling di pesisir pantai yang tengah surut, menelusuri kapal-kapal nelayan, dan melihat kondisi dari kapal-kapal itu.

Seusai blusukan di kampung nelayan, Jokowi makan siang bersama Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleg di rumah dinas Gubernur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com