JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, menyayangkan perpecahan di tubuh DPR. Ia mengaku malu karena DPR belum juga bekerja efektif sejak dilantik pada 1 Oktober 2014 lalu.
"Sekarang jadi anggota DPR bukan jadi kebanggaan lagi, malu aku. Sudah dilantik satu bulan lebih, sudah digaji, tapi kita belum bekerja," kata Ruhut, di Kompleks Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (4/11/2014).
Ruhut merasa sejak dilantik menjadi anggota DPR, ia hanya memakan gaji buta. Gaji sebagai anggota Dewan telah ia terima, padahal Ruhut merasa belum bekerja sebagai anggota DPR.
Juru Bicara DPP Partai Demokrat itu bahkan sempat berseloroh, dia mulai berpikir ingin kembali bermain sinetron ketimbang menjadi anggota DPR, tetapi tidak memperjuangkan rakyat.
"Kalau ada yang nanya aku kerja di mana, aku bilang nunggu panggilan main sinetron saja," ucapnya.
Dalam rapat paripurna DPR, Ruhut meminta pimpinan DPR melarang anggota DPR menjadi narasumber di televisi terkait perpecahan di DPR. Menurut Ruhut, kehadiran anggota DPR sebagai narasumber di televisi akan membuat publik semakin bingung dan semakin meruntuhkan citra DPR.
"Pimpinan DPR, mohon, kalau ada undangan di televisi swasta jangan lagi ada yang hadir," ucapnya.
Perpecahan di DPR belum selesai. Rapat paripurna yang digelar hari ini kembali tidak dihadiri fraksi kubu Koalisi Indonesia Hebat.
Kubu KIH menyatakan akan terus melanjutkan DPR tandingan sampai ada kesepakatan dengan kubu Koalisi Merah Putih terkait pembagian kursi pimpinan alat kelengkapan DPR secara proporsional. Hingga saat ini, kedua pihak masih mencari solusi untuk menyelesaikan konflik.(Baca: Di Belakang Layar, KIH-KMP Bertemu 15 Kali untuk Selesaikan Konflik DPR)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.