Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kubu Romahurmuziy Sarankan Bentuk Pengajian Saja untuk Muktamar Suryadharma

Kompas.com - 30/10/2014, 22:00 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Persatuan Pembangunan kubu Romahurmuziy menilai, Muktamar PPP versi Suryadharma Ali yang digelar di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (30/10/2014) siang ini, ilegal dan tidak sah. Ketua DPP PPP versi Romy, Isa Muhsin, mengatakan, 27 Dewan Perwakilan Wilayah dan 853 Dewan Pimpinan Cabang yang disebut hadir dalam muktamar tersebut hanya klaim semata.

Pada saat yang sama, kata dia, 27 DPW se-Indonesia tengah mengadakan rapat pimpinan wilayah yang dihadiri ketua dan sekretaris DPC lengkap di ibu kota provinsinya masing-masing.

"Jadi, kalau ada klaim kuorum, ibarat peribahasa menepuk air di dulang, tepercik muka sendiri. Mbok ya kalau bohong jangan kelihatan banget, ntar diketawain lho," kata Isa melalui keterangan tertulis, Kamis malam.

Lebih menggelikan lagi, lanjut dia, yang disebut DPW dan DPC adalah hasil naturalisasi alias lelang jabatan. Sebelum muktamar versi Suryadharma itu, kata dia, panitia melelang jabatan ketua dan sekretaris DPW dan DPC atas siapa di antara wakil ketua dan wakil sekretaris DPW/DPC yang bersedia.

"Jadi, buat muktamar sendiri, menghadirkan peserta sendiri, meng-SK-kan sendiri, dan syukur sendiri," tambah Isa.

Semua kebohongan itu, kata Isa, semakin sempurna karena Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, yang katanya sudah diteleponnya sendiri, ternyata tidak pernah hadir.

"Atau jangan-jangan ada KW-nya dihadirkan. Maka, itu bukan muktamar, tapi muktamar naturalisasi. Yang asli peserta enggak lebih dari 10 persen yang diklaim. Saya sarankan diubah menjadi forum pengajian saja. Sayang, sudah banyak keluar biaya untuk akomodasi," sindir Isa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com