JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden RI Joko Widodo disarankan mengumumkan nama-nama menteri di Istana Negara. Jokowi sebaiknya menghilangkan tradisi simbolis dan mengarah ke substansi masalah.
"Karena yang penting bukan tempatnya, tapi jangan salah pilih figur menteri," ujar rohaniawan Benny Susetyo dalam diskusi di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (23/10/2014).
Benny mengatakan, Komisi Pemberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transisi Keuangan mencatat ada delapan nama calon menteri yang memiliki rekam jejak tidak baik. Menurut dia, Jokowi mesti mematuhi itu untuk mewujudkan kabinet yang ideal.
"Apa yang sudah dikomitmen, nama yang digaris merah, kuning, terkait mafia migas, ya jangan dipilih. Itu saja," ujar Benny.
Menurut Benny, sah-sah saja jika selama ini penggunaan simbol kelautan dalam momen politik Jokowi diapresiasi positif oleh publik. Namun, saat ini, kebiasaan tersebut mestinya dihilangkan. Jokowi harus lebih substansif.
Secara terpisah, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid juga menyarankan agar Jokowi tidak mengumumkan kabinetnya di luar Istana. Ia menilai pengumuman nama menteri dan kabinet di Istana lebih kondusif.
Anggota Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera itu mengatakan, memang tidak ada aturan yang mengharuskan presiden mengumumkan struktur kabinetnya di Istana. Menurut dia, rencana Jokowi mengumumkan kabinet di luar Istana merupakan kebiasaan yang dilakukan saat masih menjabat Gubernur DKI Jakarta. Saat itu, Jokowi kerap mengumumkan jabatan strategis seperti wali kota di tengah-tengah masyarakat yang tinggal di tempat kumuh.
"Konvensi seluruh dunia pengumuman para menteri itu di Istana Negara. Itu konvensi yang berlaku di seluruh dunia," kata Hidayat.
Hingga kini, belum ada informasi pasti mengenai waktu dan tempat pengumuman kabinet. Semalam, Jokowi diharapkan memperkenalkan kabinetnya dalam sebuah acara seremonial di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Namun, acara itu batal dilakukan meski awak media dan Pasukan Pengamanan Presiden telah siap di lokasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.