Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiya Diran dan Kenangan Jadi MC Istana di Era Soeharto, BJ Habibie, hingga SBY

Kompas.com - 17/10/2014, 10:07 WIB
Sabrina Asril

Penulis


KOMPAS.com - "So much fun!" demikian celetuk Angistiya Pinakesti alias Tiya Diran, mantan presenter TVRI, menggambarkan pengalamannya selama 19 tahun bekerja sebagai pembawa acara kenegaraan di Istana Negara.

Bagi Tiya, membawakan acara-acara kenegaraan yang dihadiri oleh presiden adalah pengalaman yang tak terlupakan. Di balik ketatnya protokoler dan formalnya sebuah acara, ternyata terselip cerita-cerita lucu dari para presiden. Apa saja cerita lucu itu?

Tiya mulai menjadi pembawa acara Istana pada tahun 1995. Ketika itu, ia tengah mencapai masa keemasannya sebagai presenter program English News Service di TVRI. Meski tidak termasuk presenter yang dilatih khusus pihak Istana pada masa itu, kefasihan ibu tiga anak ini dalam bebahasa Inggris telah memikat pihak Istana. Posisinya pun tak tergantikan meski presiden berganti.

Namun, menurut Tiya, tiga presiden yakni Presiden Soeharto, Presiden BJ Habibie, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan kenangan paling berkesan bagi perjalanan karirnya sebagai master of ceremony (MC) Istana.

Soeharto

Perempuan kelahiran Bandung, 23 November 1966 itu, mengatakan, setiap era pemerintahan berbeda pula karakter masing-masing presiden. Seorang pembawa acara, kata Tiya, harus mengenal karakter presiden dan suasana hatinya. Hal ini perlu dilakukan agar lontaran candaan untuk mencairkan suasana justru tidak terkesan "garing".

Pada masa Presiden Soeharto, menurut Tiya, suasananya sangat berbeda dibandingkan saat ini.

"Dulu sebenarnya takut juga kan mau bercanda-canda begitu. Tapi presiden juga manusia, dia sama kok seperti kita," kata Tiya.

Dia mengisahkan, pada suatu ketika, dia harus membawakan acara peluncuran vaksin. Ketika itu, putri Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana atau yang biasa disapa Mba Tutut ingin agar peluncuran itu dilakukan pada tanggal 12 bulan 12 jam 12.12 WIB.

"Itu semuanya diada-adain, paduan suaranya dilamain, terus diisi acara macem-macem, ternyata akhirnya molor. Bukan jam segitu peluncurannya," ungkap Tiya.

Untuk menghindari kemarahan Mba Tutut, Tiya pun berkelit dengan melontarkan candaan pada acara yang juga dihadiri Presiden Soeharto.

"Saya bilang, bapak ini vaksin diluncurkan tanggal 12 bulan 12, pas pula pukul 12.12. Tapi menurut waktu presiden," kata Tiya was-was menanti reaksi dari sang "The Smiling General" itu.

"Tahunya Pak Harto tertawa. Aduh, bersyukur," kata dia.

BJ Habibie

Beda presiden, beda pula karakternya. Pada masa pemerintahan berikutnya, Presiden BJ Habibie, teknokrat lulusan Jerman itu terkenal gemar berbicara. Apabila sudah berpidato di depan publik, petugas protokoler pun terkadang kebingungan untuk memberhentikan pidato Habibie.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com