Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Robby Dekat dengan Istana, Apa Alasan Pansel KPK Memilihnya?

Kompas.com - 16/10/2014, 17:23 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Robby Arya Brata menjadi salah satu dari dua nama yang diajukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selain Robby, nama lain yang diajukan adalah Busyro Muqoddas.

Busyro masih menjabat Wakil Ketua KPK yang akan berakhir masa tugasnya pada Desember 2014. Ia telah duduk sebagai pimpinan KPK sejak 2010 lalu.

Sementara Robby selama ini memiliki catatan karier yang cukup lama di Sekretariat Kabinet. Apa alasan Pansel memilih Robby yang memiliki kedekatan dengan Istana?

Juru Bicara Pansel KPK Imam Prasodjo mengatakan, Robby dinilai sudah cukup lama menggeluti hal-hal terkait pencegahan korupsi. Imam menyebutkan, Robby juga baru menulis buku soal pencegahan korupsi.

"Harapannya, kandidat ini bisa jadi pilihan dan usianya relatif muda, 49 tahun, dengan pendidikan memadai dan track record-nya cukup baik," kata dia.

Robby tercatat pernah menjadi analis hukum Komnas HAM, Plt Kabag Han Setkab, Asisten Kepala Unit Kerja Presiden 2008-2010, dosen pascasarjana FH UI, dan terakhir menjadi Kepala Bidang Hubungan Internasional Sekretariat Kabinet. Dia meraih gelar doktor di Australia National University pada tahun 2001.

Imam memastikan bahwa pemilihan Robby tanpa intervensi pihak mana pun.

"Saya pastikan bahwa sama sekali, SMS pun tak ada kaitan dengan hal ini. Pak Robby konsisten bukan hanya penilaian kualitatif, tapi juga kuantitatif penilaian paper. Saya kira ini menjadi saksi semua, tidak ada titip dan pesan-pesanan. Saya jamin itu," kata dia.

Anggota Pansel lainnya, Faroukh Muhammad, menilai Robby dan Busyro cukup menonjol dalam proses seleksi beberapa waktu lalu. Saat wawancara, Farouk menilai Robby mampu memberikan jawaban yang meyakinkan.

"Pada saat rapat pansel, hampir tidak ada perbedaan pendapat. Sejak masuk dari enam besar, dia sudah lebih dari yang lain," kata Faroukh.

Selanjutnya, setelah menerima dua nama dari Pansel, Presiden akan menyerahkannya ke Dewan Perwakilan Rakyat untuk dilakukan fit and proper test dan memilih satu orang yang akan mengisi posisi yang kosong pada Desember 2014 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com