Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Janji Tak Akan Tutupi Investigasi Penembakan Anggota TNI di Batam

Kompas.com - 14/10/2014, 20:32 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian berjanji tak akan menutup-nutupi hasil investigasi atas bentrok anggota TNI dan Polri di Riau, Batam.

"Tidak ada yang disembunyikan tentang hasil investigasi. Masih ada proses yang dilakukan terhadap rekomendasi tim investigasi," ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Ronny F Sompie, Selasa (14/10/2014).

Usai menghadiri konferensi pers di Media Center Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Jakarta Pusat, Ronny mengatakan hanya keterangan yang dikhawatirkan dapat mengganggu penyidikan lebih lanjut yang tak akan diumumkan ke publik.

"Dalam undang-undang keterbukaan informasi publik, kami punya hak untuk menahan informasi yang dikecualikan. Nantinya secara transparan akan kami ungkap. Jangan sampai informasi menghalangi penyidikan," kata Ronny.

Dalam konferensi pers terkait bentrokan TNI dan Polri yang terjadi di Batam tersebut, dijelaskan bahwa tiga anggota TNI dari Batalyon 134, terlibat dalam kasus penimbunan bahan bakar minyak bersubsidi secara ilegal.

Tim investigasi kemudian memberikan beberapa rekomendasi tindak lanjut yang diberikan kepada masing-masing pimpinan TNI dan Polri. Seperti diberitakan, pada Minggu (21/9/2014) lalu, empat anggota TNI Batalyon Infanteri 134 Tuah Sakti ditembak oleh anggota Brimob.

Penembakan terjadi di salah satu gudang penimbunan BBM ilegal dan di Markas Komando Brimobda Kepulauan Riau. Kedua pihak, baik TNI maupun Polri kemudian membentuk tim investigasi gabungan untuk menyidik insiden tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com