Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat Tak Tahu Apa Itu Korupsi, KPK Luncurkan Bus Antikorupsi

Kompas.com - 14/10/2014, 12:27 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi meluncurkan Bus Anti-Corruption Learning Center (ACLC) atau bus pembelajaran antikorupsi pada Selasa (14/10/2014). Peluncuran bus itu disebut sebagai langkah jemput bola KPK dalam menyebarkan dan menanamkan nilai antikorupsi kepada masyarakat.

"KPK ingin menjangkau lebih banyak masyarakat hingga ke pelosok daerah di Indonesia sehingga nilai-nilai antikorupsi bisa disebarkan secara agresif. Ini seperti kelas berjalan," kata Wakil Ketua KPK Adnan Panduparaja dalam acara peluncuran Bus ACLC di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Selasa.

KOMPAS.com/ICHA RASTIKA Komisi Pemberantasan Korupsi meluncurkan Bus AntiCorruption Learning Center (ACLC) atau bus pembelajaran antikorupsi pada Selasa (14/10/2014).
Adnan mengungkapkan latar belakang KPK meluncurkan bus tersebut. Menurut dia, peluncuran bus ini berangkat dari masih adanya masyarakat yang tidak mengenal korupsi. Adnan mencontohkan pernyataan Menteri Agama Suryadharma Ali yang mengaku tidak tahu kalau perbuatannya termasuk korupsi setelah dia ditetapkan KPK sebagai tersangka kasus dugaan korupsi penyelenggaraan haji.

"Beliau (Suryadharma) mengatakan enggak tahu kalau dia korupsi. Itu faktanya. Karena itu, KPK gencar kampanye apa itu korupsi dalam rangka membangun nilai-nilai antikorupsi. Kalau pejabat saja tidak paham, bagaimana (dengan) rakyat biasa?" kata Adnan.

Bus ACLC ini merupakan kerja sama KPK dengan Deutsch Gesselschaft fur Internationale Zusammenrbelt (Badan Kerja Sama Pembangunan Jerman). Menurut Adnan, ini adalah bus antikorupsi ketiga yang diluncurkan KPK. Dana yang dibutuhkan untuk pengadaan bus ketiga ini kurang lebih Rp 1,3 miliar.

Bus berwarna hitam dengan tulisan logo KPK itu dilengkapi dengan 11 perangkat komputer untuk peserta dan instruktur. Komputer tersebut masing-masing berisi program pengenalan terhadap korupsi, di antaranya mengenai gratifikasi dan pelaporan harta kekayaan penyelenggara negara.

Ada pula games yang memuat nilai-nilai antikorupsi. Selain itu, bus dilengkapi dengan televisi layar datar, sound system, layar besar 12 meter persegi, tenda hidrolik, dan mini panggung sehingga bus ini bisa digunakan untuk pelatihan di dalam dan di luar bus.

Adnan juga menyampaikan, bus ini akan segera menjalankan program sosialisasi dan kampamye antikorupsi setelah diluncurkan hari ini. Yogyakarta akan menjadi kota pertama yang dikunjungi Bus ACLC.

"Sabtu-Minggu akan parkir di Taman Pintar, Senin-Jumat berkeliling ke kampus-kampus, sekolah-sekolah, menjelaskan kepada publik apa instrumen antikorupsi. Ada juga komputer layar besar untuk memutar film antikorupsi sehingga diharapkan tidak ada lagi yang tidak tahu apa itu korupsi," kata Adnan.

KPK memilih Yogyakarta sebagai kota pertama yang akan didatangi Bus ACLC karena tengah menjadi fokus penelitian KPK. Selain itu, Yogya dinilai sebagai kota yang hasil survei integritasnya tergolong baik.

KPK juga berencana menggelar acara besar dalam memperingati hari antikorupsi sedunia di Yogyakarta pada Desember mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Nasional
Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Nasional
KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

Nasional
Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-'reshuffle' Kapan Pun

Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-"reshuffle" Kapan Pun

Nasional
Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Nasional
Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Nasional
5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: 'Fast Track' hingga Fasilitas buat Lansia

5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: "Fast Track" hingga Fasilitas buat Lansia

Nasional
Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Nasional
Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Nasional
Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Nasional
Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Nasional
Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Nasional
PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

Nasional
Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Nasional
Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com