Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Perbaiki Sistem Pilkada Langsung, Bukan Ubah Jadi Tak Langsung

Kompas.com - 10/10/2014, 15:37 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
— Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa perbaikan sistem dalam pemilihan langsung kepala daerah akan mencegah ekses negatif dari proses tersebut sehingga akan semakin memperkuat demokrasi.

"Jawaban dari permasalahan yang ada (pada pemilihan langsung) bukan mengubah pemilihan langsung, melainkan dengan mereformasi sistemnya," kata Presiden saat membuka Bali Democracy Forum VII di Nusa Dua Bali, Jumat (10/10/2014), seperti dikutip Antara.

SBY menambahkan, sistem tersebut bisa memberikan informasi kepada pemilih sehingga bisa mendapatkan pemimpin yang lebih baik, lebih kuat, sehingga bisa meminimalisasi manipulasi dalam pemilu.

Dalam acara yang dihadiri oleh berbagai kalangan organisasi masyarakat, pemerintah, dan pemerhati demokrasi internasional, Presiden mengatakan, beberapa waktu yang lalu politik nasional Indonesia diwarnai langkah kebijakan DPR RI yang menyetujui undang-undang yang memungkinkan pemilihan gubernur, wali kota, dan bupati dilakukan oleh perwakilan rakyat di DPRD.

"Saya mempertegas bahwa saya menentang regulasi itu karena merupakan kemunduran demokrasi, khususnya setelah perjuangan yang melelahkan (saat reformasi) untuk mendorong pemilihan langsung," kata SBY.

Presiden mengaku percaya pemilihan langsung akan mendekatkan antara pemilih dan perwakilan mereka.

"Sekali Anda memberikan hak kepada masyarakat untuk memilih perwakilan mereka secara langsung, Anda tidak bisa dengan begitu saja mengambilnya kembali. Saya juga menyadari mayoritas dari masyarakat bertentangan dengan regulasi itu," ujarnya.

Kepala Negara mengatakan, meski dalam pemilihan langsung ada sejumlah ekses negatif yang terjadi, yang harus diperbaiki adalah sistemnya, bukan mengubah pemilihan langsung menjadi pemilihan tidak langsung.

Ia menjelaskan, pemerintah sudah mengambil sejumlah langkah, antara lain mengajukan peraturan pemerintah pengganti undang-undang untuk mengubah UU Pilkada. (Baca: Ini Isi Perppu Pilkada yang Dikeluarkan Presiden SBY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com