Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Hadapi KMP, Jokowi Bisa Belajar dari Kepemimpinan Obama

Kompas.com - 09/10/2014, 16:18 WIB


SEMARANG, KOMPAS.com
 — Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) bisa belajar dari kepemimpinan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam menghadapi dominasi Koalisi Merah Putih (KMP) di parlemen 2014-2019. Hal itu disampaikan analis politik Universitas Diponegoro Semarang, Susilo Utomo.

"Meski bukan pembanding yang setara memang, setidaknya bisa jadi pembelajaran. Yang dihadapi Obama kan hampir sama dengan dominasi Partai Republik di Kongres AS," kata Susilo di Semarang, Kamis (9/10/2014), seperti dikutip Antara.

Dengan dominasi Republik di Kongres AS, kata dia, Obama yang diusung Partai Demokrat menghadapi tantangan berat dalam menjalankan pemerintahan, apalagi ada "tea party", faksi konservatif di Republik.

Akan tetapi, pengajar FISIP Undip itu mengatakan, Obama ternyata berhasil menjalankan pemerintahan dan merealisasikan kebijakan-kebijakannya dengan cukup baik, semisal ObamaCare di bidang kesehatan.

"ObamaCare itu kan seperti Indonesia Sehat-nya Jokowi. Di sisi lain, Pemerintahan AS juga pernah tutup selama beberapa hari karena tidak adanya anggaran. Ya, memang tantangannya seperti itu," ucapnya.

Menurut dia, setidaknya ada dua langkah yang perlu dilakukan Jokowi di kabinet agar bisa berhasil menjalankan program menghadapi dominasi KMP di parlemen.

"Pertama, pilih menteri secara selektif dan tidak pernah terlibat kasus korupsi. Kedua, pilih menteri dari figur yang benar-benar kompeten di bidangnya. Pasti rakyat akan mendukung," katanya.

Susilo menjelaskan, Obama juga melakukan penataan yang baik pada kabinetnya dan gencar menjalin komunikasi publik dengan komunitas publik untuk mendukung kebijakan-kebijakan yang dijalankannya.

Tentunya, kata Susilo, Jokowi-Jusuf Kalla harus setia dan menepati apa yang sudah dijanjikannya kepada rakyat ketika kampanye sehingga masyarakat akan mendukung apa yang dilakukan pemerintah.

Memang, tambah dia, berbagai manuver politik yang terjadi merupakan realitas politik yang harus dihadapi Jokowi yang semestinya tidak perlu dikhawatirkan selama pemerintah berpihak kepada rakyat.

"Kalau kebijakannya berpihak kepada masyarakat, prorakyat, pasti akan mendapatkan dukungan dari 'civil society'. Suara dari komunitas publik ini menguatkan program-program yang dijalankan," kata Susilo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Nasional
Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com