Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS: PPP Tidak Bisa Seenaknya Keluar Masuk Koalisi

Kompas.com - 08/10/2014, 20:36 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengklarifikasi pernyataannya yang hendak keluar dari Koalisi Merah Putih. PKS menilai PPP tidak bisa seenaknya keluar masuk sebagai anggota koalisi.

"Kalau mau kembali, komitmennya bagaimana? Jangan-jangan PPP kembali, tapi di tengah jalan balik keluar lagi," sindir Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid di Kompleks Parlemen, Rabu (8/10/2014).

Menurut Hidayat, PPP harus mengklarifikasi dulu pernyataan sebelumnya saat memutuskan keluar dari Koalisi Merah Putih dan bergabung ke Koalisi Indonesia Hebat dalam pemilihan paket pimpinan MPR. PPP sempat menyatakan bahwa PKS dan PAN seharusnya tidak mendapat jatah kursi pimpinan MPR karena tidak sesuai dengan kesepakatan awal Koalisi Merah Putih.

"Mereka telah membuat pernyataan terbuka, seperti di media-media. Kami ingin klarifikasi apakah benar atau faktanya begitu. Padahal, faktanya tidak begitu. Kami punya bukti tertulis yang juga diteken Pak Suryadharma," ucap Hidayat, menilik perjanjian Suryadharma yang bersedia melepas kursi PPP di pimpinan parlemen MPR.

Setelah PPP menyampaikan klarifikasi, Hidayat mengatakan, rapat Koalisi Merah Putih nanti akan memutuskan apa yang akan dilakukan terhadap partai berlambang Kabah itu.

"Kami tidak pernah meninggalkan PPP. Justru forum klarifikasi ini untuk memberikan ruang bagi PPP untuk menjelaskan," ucap Hidayat yang terpilih sebagai Wakil Ketua MPR ini.

Seperti diketahui, PPP sempat protes ke Koalisi Merah Putih lantaran tak mendapat posisi di DPR dan di MPR. PPP akhirnya membelot ke Koalisi Indonesia Hebat dengan mendapat posisi calon wakil ketua MPR. Partai berlambang Kabah ini mengajukan nama Hasrul Azwar.

Akan tetapi, keputusan PPP bergabung ke Koalisi Indonesia Hebat berujung pahit. Paket pimpinan Koalisi Indonesia Hebat yang terdiri dari Oesman Sapta (DPD), Imam Nachrowi (PKB), Parice Rio Capella, Ahmad Basarah (PDI-P), dan Hasrul Azwar (PPP) harus mengaku kalah dari paket pimpinan yang ditawarkan oleh Koalisi Merah Putih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com