Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Sebut SBY Kambing Hitamkan Megawati

Kompas.com - 07/10/2014, 08:31 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai apa yang disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam akun Twitter-nya adalah sebuah langkah mengambinghitamkan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Hasto mengatakan, tulisan tersebut merupakan strategi untuk menutupi langkah politik dua kaki yang dilakukan Ketua Umum Partai Demokrat itu.

Menurut Hasto, SBY sebenarnya memang ingin mendukung Koalisi Merah Putih di parlemen pada saat pembahasan rancangan undang-undang pemilihan kepala daerah hingga pemilihan pimpinan DPR/MPR. Namun, SBY engan berterus terang dan justru menjadikan kegagalan bertemu dengan Megawati sebagai alasan.

"Dalam strategi politik yang sarat diwarnai dengan kepentingan transaksional atas kepentingan politik dan ekonomi, boleh jadi langkah SBY menjadikan Megawati sebagai kambing hitam. Merupakan hal yang biasa dilakukan bagi politisi yang tidak memiliki sikap kenegarawanan. Namun, dalam politik yang berkeadaban, apa yang dilakukan SBY merupakan pemujaan terhadap strategi itu sendiri," kata Hasto melalui siaran pers, Senin (6/10/2014).

Deputi Tim Transisi Jokowi-JK itu mengatakan, apa yang ditulis SBY tersebut tidak sesuai dengan fakta yang ada. Dia mengatakan, Joko Widodo-Jusuf Kalla selaku presiden dan wakil presiden terpilih sudah diutus oleh Megawati untuk menjadi mediator pertemuan jelang sidang pemilihan pimpinan DPR. Namun, Hasto menyebut SBY justru menutup diri. "Sebab, skenario bergabung dengan KMP memang telah didesain lama. Hanya perlu kambing hitam untuk memuluskan skenario tersebut," kata Hasto.

Hasto mengingatkan kejadian serupa pada Pemilihan Presiden 2004. Ketika itu, SBY yang menduduki posisi menteri di kabinet Megawati merasa dizalimi. Menurut Hasto, hal tersebut dilakukan SBY untuk mencari simpati masyarakat dan terbukti ampuh sehingga membawa dia memenangkan pilpres. "Sekiranya Megawati yang menzalimi SBY, maka dalam teori perilaku, seharusnya Megawati yang aktif untuk meminta bertemu SBY," kata Hasto.

Sebelumnya, SBY mengungkapkan kronologi gagalnya pertemuan antara dia dan Megawati. Itu dituturkannya dalam akun twitter @SBYudhoyono pada Minggu (5/10/2014) sore. Menurut SBY, pertemuan harus dilakukan apabila ingin ada kesepakatan antara PDI-P dan Demokrat di parlemen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Nasional
Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com