Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikasih Jatah Menteri, Parpol Harus Bisa Ajukan Calon Terbaik

Kompas.com - 16/09/2014, 23:11 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Tim Transisi Bidang Arsitektur Kabinet Andi Widjajanto mengatakan, alokasi 16 kursi untuk partai politik dalam kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla, bukan bagian dari politik transaksional. Menurut dia, hal ini seharusnya menjadi tantangan bagi parpol untuk mempersiapkan kader profesional terbaiknya.

"Kalau kami melihat itu adalah PR sangat besar untuk parpol. Jadi bagaimana caranya nanti parpol menyeleksi nominasi menteri dengan karakter profesionalnya dan dibenturkan dengan karakter Pak Jokowi," kata Andi, di Kantor Transisi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (16/9/2014).

Untuk menjadi menteri di kabinet Jokowi, kata Andi, ada serangkaian seleksi yang harus dilalui calon. Seleksi itu di antaranya, uji loyalitas hingga program kerja yang ditawarkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Selain itu, ada seleksireka jejak dalam kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

"Lalu kemauan dan keinginan untuk memperkuat rezim antikorupsi yang disiapkan KPK dan PPATK," katanya.

Andi melanjutkan, seleksi menteri ini tidak sama dengan seleksi kepala dinas yang dilakukan Jokowi ketika menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Menurut dia, penentuan menteri merupakan hak prerogratif presiden.

"Mana yang presiden langsung bisa memilih karena track record sudah jelas, mana yang Pak Jokowi mencari profesional terbaik. Tapi yang jelas ada beberapa kriteria dasar yang semua calon menteri harus mencarinya terutama penguatan rezim antikorupsi," kata Andi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com