Saran tersebut ialah agar Paspampres tidak mencurigai seseorang hanya karena tampilan fisiknya seperti penjahat.
"Tarolah saya target yang dicurigai, mungkin karena wajah saya segala macam. Tapi, kalau aslinya jelek mau bagaimana. Dulu waktu saya kuliah hukum ada teori Lombroso, katanya orang jahat karena struktur wajahnya. Mungkin saya termasuk ke dalam teori itu," kata Adian seusai memberikan keterangan pers bersama Edmil di bekas kantor media Jokowi-JK, Jakarta, Selasa (9/9/2014).
Namun, lanjut Adian, teori Lombroso itu berlaku 200 tahun yang lalu. Itu artinya sudah sangat usang jika digunakan dalam konteks kekinian.
Untuk itu, lanjut politikus PDI Perjuangan itu, ke depannya, Paspampres bisa menghindari kekeliruan dalam memperlakukan tamu berdasarkan identifikasi yang kuat.
"Untuk sekarang tidak bisa menggunakan teori itu. Itu bisa kita hindari kalau identifikasinya kuat. Pada saat kejadian, sudah ada beberapa teman wartawan yang meyakinkan Paspampres saya anggota dewan. Kalau identifikasi kuat, (pengusiran) itu tidak akan terjadi," ujar aktivis 98 itu.
Adian pun kini sudah tidak mempersoalkan pengusiran terhadap dirinya saat menghadiri peluncuran lagu baru Slank di gedung Radio Republik Indonesia (RRI), kemarin.
"Tadi dikatakan Pak Edmil ada keterbatasan sumber daya kemarin. Ada ring yang harus dijaga sangat banyak. Kebetulan ada rekrutmen yang belum sampai pada tahap identifikasi itu. Bagi saya sudah selesai dan ke depan di kemudian hari jangan terulang bukan terhadap saya, tapi terhadap orang lain juga apa pun jabatannya, apa pun posisinya," tukas Adian.
Baca juga : Pakai Jaket Kulit di Acara Jokowi, Adian Napitupulu Malah Diusir Paspampres
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.