Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Audiensi dengan Panja RUU Pilkada, Pemerhati Pemilu Sepakat Tolak Pilkada lewat DPRD

Kompas.com - 08/09/2014, 16:32 WIB
Meidella Syahni

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah organisasi yang fokus pada pemilu mengadakan audiensi dengan Panitia Kerja (Panja) Rancangan Undang-Undang (RUU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Senin (8/9/2014) di Gedung DPR. Semua peserta audiensi sepakat menolak pemilihan kepala daerah dikembalikan ke DPRD.

Peserta audiensi antara lain Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini, pakar hukum tata negara Refly Harun, Ketua Populi Center Nico Harjanto, dan Deputi Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykuruddin Hafidz.

"Kita semua sepakat menolak pilkada dikembalikan ke DPRD," ujar Refly Harun dalam rapat.

Beberapa pertimbangan dikemukakan peserta audiensi. Ketua Populi Center Nico Harjanto menilai, jika kepala daerah dipilih oleh DPRD, dikhawatirkan tidak memiliki legitimasi dengan rakyat, tetapi justru dengan DPRD.

"Kepala daerah yang bersangkutan hanya menjadi pelayan 'si bos' dari DPRD, bukan pelayan rakyat lagi," kata dia.

Selain itu, audiens juga menyoroti potensi korupsi yang tetap akan terjadi meski pemilihan dilakukan DPRD. Di sisi lain, pemilihan langsung dinilai memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. Melalui pemilihan langsung, peluang calon independen untuk maju juga lebih terbuka.

Menanggapi hal ini, Ketua Panja Abdul Hakam Naja mengatakan akan menyampaikan aspirasi peserta audiensi kepada fraksi-fraksi yang ada di DPR dan pemerintah.

"Tentu saja kita menghormati perbedaan yang ada. Pengambilan keputusan kalau tidak bisa mufakat, maka suara terbanyak," ujar dia.

Saat ini, jelas dia, sikap fraksi yang ada di DPR terbelah dua. Fraksi yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih sepakat mengusulkan pemilihan kembali ke DPRD karena alasan biaya tinggi, potensi konflik, dan money politic. Sementara sisanya, yaitu PDI-P, Hanura, dan PKB, memilih mempertahankan pilkada langsung.

"Itu posisi tiga minggu lalu. Makanya, saya akan tanya lagi posisi fraksi dan pemerintah. Besok akan dirapatkan lagi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com