Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Mahal Bukan Alasan DPRD Harus Pilih Langsung Kepala Daerah

Kompas.com - 05/09/2014, 21:50 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Efisiensi anggaran dinilai tidak dapat menjadi alasan pemilihan kepala daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Sejumlah pakar hukum dan politik justru beranggapan bahwa pemborosan anggaran yang terbesar berasal dari proses pencalonan kepala daerah oleh partai politik.

"Seolah-olah, demokrasi membuat pemborosan anggaran. Apa memang demikian?" ujar Direktur Puskapol UI Sri Budi Eko Wardani, saat ditemui dalam konferensi pers penolakan pemilihan kepala daerah oleh DPRD, di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (5/9/2014).

Menurut Sri, biaya yang dikeluarkan partai politik untuk pencalonan kepala daerah bisa tidak terbatas. Bahkan, estimasi biaya pencalonan bisa melampui biaya penyelenggran, yaitu miliaran hingga triliunan.

Sri mengatakan, proses pencalonan kepala daerah oleh partai politik selama ini selalu dilakukan dengan transaksional dan pragmatis. Sri kemudian menjelaskan permasalahan pokok yang terjadi, sebenarnya bukan pada pilkada langsung atau tidak. Menurut Sri, permasalahan utama terdapat pada proses internal parpol.

"Karena keluarkan biaya mahal, kepala daerah jadi butuh uang, dan akhirnya kolusi saat mendapat jabatan," kata Sri.

Pakar hukum tata negara Refly Harun juga berpendapat soal efisiensi anggaran sebagai alasan pemilihan kepala daerah dilakukan oleh DPRD. Menurut Refly, justru pemborosan bisa terjadi dalam urusan money politic.

Refly mengatakan, proses pemilihan langsung bisa dilakukan serempak, digabung dengan biaya APBN, dan melalui manajemen elektoral yang baik. Dengan demikian, anggaran yang digunakan dalam pilkada semakin ringan.

Sedangkan untuk kemungkinan money politic, menurut Refly, tidak ada yang dapat menjamin DPRD tidak melakukan hal itu, meskipun kepala daerah dipilih oleh DPRD. "Justru bisa langsung direct," kata Refly.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Nasional
Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Nasional
KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

Nasional
Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-'reshuffle' Kapan Pun

Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-"reshuffle" Kapan Pun

Nasional
Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Nasional
Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Nasional
5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: 'Fast Track' hingga Fasilitas buat Lansia

5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: "Fast Track" hingga Fasilitas buat Lansia

Nasional
Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Nasional
Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Nasional
Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Nasional
Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Nasional
Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Nasional
PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

Nasional
Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Nasional
Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com