BOGOR, KOMPAS.com - Tentara Nasional Indonesia secara resmi menutup kegiatan Global Peace Operation Initiative (GPOI) Capstone 2014. Kegiatan yang diselenggarakan selama dua pekan ini mengedepankan tiga aspek latihan utama.
Direktur Latihan GPOI Capstone Exercise Garuda Canti Dharma 2014 Brigjen TNI AM Putranto mengatakan, latihan ini ditujukan untuk mempersiapkan pasukan TNI guna menghadapi misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di wilayah konflik.
"Secara khusus, ada pembelajaran yang sangat luar biasa. Kami memiliki kesamaan dalam hal visi dan misi untuk menjaga perdamaian demi kepentingan berbangsa dan bernegara," kata Putranto di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin (1/9/2014).
Latihan ini diikuti oleh 720 peserta dari 21 negara, yaitu diantaranya Amerika Serikat, Bangladesh, Filipina, Jepang, Indonesia, Kamboja, Kanada, Australia, Malaysia, Afrika Selatan, Ukraina dan Jerman.
Latihan ini dibuka secara langsung oleh Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko dan Commanding General of United State Army Pacific, General Vincent K. Brooks pada 19 Agustus 2014 lalu di PMPP TNI, Bogor.
Putranto menjelaskan, ketiga latihan yang diajarkan, yakni Senior Training Seminar (STS), Staff Training Event (STE) dan Field Training Event (FTE). STS merupakan latihan untuk meningkatkan kemampuan personel dalam menghadapi segala kemungkinan yang terjadi selama menghadapi misi perdamaian di lokasi konflik.
Sementara, STE merupakan latihan guna meningkatkan kemampuan koordinasi personel pada operasi perdamaian di markas PBB. Sedangkan FTE merupakan latihan untuk pembinaan hubungan baik antara TNI dengan USPACOM, dalam rangka meningkatkan personel yang menjadi bagian dari Troop Contributting Countries (TCC) dalam misi PBB.
"Kita belajar bagaimana protection surveilance terutama dalam rangka menyelamatkan masyarakat sipil di daerah konflik," katanya.
Sementara itu, Comanding General of Hawai Army National Guard, Brigadir General Bruce E. Olievera menekankan pentingnya latihan bersama dalam hal kerjasama antar-negara untuk misi perdamaian. Menurut Olievera, tentara memiliki tugas utama, yakni mewujudkan perdamaian wilayah di zona konflik.
"Siapapun, kapanpun dan dimanapun, tentara harus siap dipanggil untuk bertugas guna menciptakan perdamaian dunia," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.