Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Jenderal Sutarman Enggan Bertemu Anggota Kompolnas Adrianus Meliala

Kompas.com - 29/08/2014, 17:57 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kapolri Jenderal Sutarman mengaku sempat tak ingin bertemu dengan anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Adrianus Meliala, pasca-pernyataannya di media televisi beberapa waktu lalu yang dinilai mendiskreditkan Polri. Setidaknya, ada dua kegiatan ketika Sutarman harus absen lantaran ada Adrianus di lokasi yang sama.

Kegiatan pertama adalah Seminar Pembekalan dan Pemantapan Wawasan Kebangsaan bagi anggota DPR RI periode 2014-2019 yang diselenggarakan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI, Rabu (27/8/2014). Dalam kegiatan tersebut, baik Adrianus maupun Sutarman dijadwalkan untuk memberikan materi bagi para anggota legislatif itu. Selain keduanya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko turut hadir sebagai pemateri kegiatan tersebut.

"Kemarin saya harus berbicara di Lemhanas. Begitu pembicaranya Pak Adrianus, saya tidak mau ketemu. Saya enggak mau ketemu dulu, saya tunda bahwa Kapolri (tidak mau) hadir," kata Sutarman saat menggelar jumpa pers di Ruang Rapat Utama (Rupatama) Mabes Polri, Jakarta, Jumat (29/8/2014).

Acara kedua adalah peluncuran buku Bhayangkara di Bumi Cendrawasih karya di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Kamis (28/8/2014). Dalam kegiatan itu, Adrianus didapuk sebagai pembedah dari buku yang ditulis oleh Kapolda Papua Irjen Tito Karnavian itu.

"Kemudian saya diundang Pak Tito. Saya rencananya mau hadir. Karena ada Pak Adrianus, saya tidak mau datang," katanya.

Sutarman mengatakan, Polri akan terus melanjutkan kasus ini sampai ke tingkat pengadilan. Ia menegaskan, Polri baru akan menghentikan perkara ini jika Adrianus memenuhi dua syarat yang diberikan Polri.

Syarat pertama, Adrianus harus memberikan pernyataan maaf secara terbuka kepada semua media di Indonesia, terutama kepada media yang memuat pernyataannya. Kedua, Adrianus diminta untuk mencabut pernyataannya yang dinilai dapat menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap Polri.

Menurut Sutarman, pernyataan Adrianus memiliki dampak yang sangat luas dan mampu menimbulkan kebencian.

Untuk diketahui, dalam wawancara dengan salah satu televisi swasta pada 18 Agustus 2014 lalu, Adrianus menyebut divisi reserse kriminal (reskrim) sebagai ATM Polri. Masih menurut Adrianus, reskrim kerap dijadikan tempat bagi pimpinan untuk meminta uang. Tak hanya itu, ia juga menyebut reskrim sebagai sumber uang bagi divisi lain di tubuh Polri jika kekurangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com