Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI Perjuangan Tetap Berharap SBY Naikkan Harga BBM Bersubsidi

Kompas.com - 29/08/2014, 14:22 WIB
Meidella Syahni

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengatakan, partainya dan tim Jokowi- JK menghargai hak politik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk tidak menaikkan harga BBM bersubsidi saat ini. Namun, ia masih berharap SBY mengevaluasi kembali keputusannya.

"Itu adalah hak politik Presiden SBY untuk menaikkan atau tidak menaikkan subsidi BBM. Kita hormati hak beliau yang masih resmi menjabat sebagai presiden," ujarnya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (29/8/2014).

Namun, anggota Komisi III DPR RI ini menyayangkan bahwa keputusan SBY untuk tidak menaikkan BBM saat ini dilandasi oleh pertimbangan yang tidak substansial.
Ia mencontohkan pertimbangan itu, yakni SBY tidak ingin mengambil keputusan yang fundamental karena saat ini merupakan masa akhir jabatan. Contoh lainnya, SBY merasa sebaiknya risiko kenaikan harga BBM ditanggung oleh pemerintahan baru.

"Kalau boleh mengimbau, kita minta agar SBY pertimbangkan lagi hal ini demi penyelamatan ekonomi nasional. Sebaiknya ada upaya evaluasi lagi untuk menaikkan atau tidak," kata dia.

Saat ini, kata Basarah, Tim Transisi bentukan Jokowi masih akan melakukan kajian dengan menteri kabinet SBY terkait masalah ini.

"Kita tunggu saja hasil pertemuan Tim Transisi dengan menteri SBY. Semoga ini belum final," kata dia.

Saat disinggung soal konsistensi PDI-P yang dulu menolak kenaikan, ia mengatakan bahwa PDI-P tidak pernah menolak kenaikan harga BBM bersubsidi. Namun, kata dia, yang selalu dipersoalkan PDI-P adalah kompensasi dari pencabutan atau kenaikan BBM bersubsidi.

"Apakah itu direlokasikan untuk kepentingan rakyat seperti pengentasan rakyat miskin atau tidak. Konsep PDI-P lebih pada asas pemanfaatan dan kegunaan. Kita tidak ingin di luar kepentingan rakyat," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Nasional
Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com