Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Golkar Tak Cocok Gabung ke Koalisi Jokowi-JK yang Tak Transaksional

Kompas.com - 28/08/2014, 12:36 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Partai Golkar disarankan tidak bergabung dengan koalisi pendukung presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla. Golkar dianggap sebagai partai yang selalu menguasai pemerintahan sehingga tidak cocok dalam pemerintahan Jokowi-JK.

"Jadi, Golkar memang sebaiknya tidak menjadi kekuatan pendukung Jokowi karena akan menjadi parasit di sini," ujar pengamat politik dari Universitas Gajah Mada, Ari Sudjito, saat dihubungi, Kamis (28/8/2014).

Menurut Ari, Partai Golkar secara struktural telah bergabung dalam Koalisi Merah Putih yang mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam pilpres lalu. Jika nantinya Golkar mengubah haluan dan berbalik mendukung Jokowi-JK, maka Golkar semakin menunjukkan diri mereka sebagai partai yang pragmatis.

"Moral politik Partai Golkar akan jadi beban," ucap Ari.

Ari menambahkan, jika Partai Golkar tidak bergabung dengan koalisi Jokowi-JK, maka hal tersebut juga akan menjadi momentum untuk menguji bagaimana sikap Golkar jika tidak menjadi partai yang berkuasa.

Partai politik yang bercorak pragmatis dan cenderung transaksional, kata dia, pasti enggan untuk bergabung di dalam pemerintahan Jokowi-JK. Partai-partai tersebut, ucapnya, tidak akan cocok dengan sikap Jokowi yang tidak menginginkan politik transaksional.

Ari juga menekankan, berapa pun jumlah parpol yang akan bergabung ke dalam koalisi Jokowi-JK nantinya, hal itu tidak akan banyak berpengaruh. Pasalnya, kekuatan Jokowi sesungguhnya adalah kekuatan rakyat.

"Berapa pun jumlah anggota parpol koalisi dalam pemerintahan Jokowi, tentu rakyat menjadi tumpuan kekuatan utama," pungkas Ari.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menegaskan bahwa Golkar akan tetap di dalam Koalisi Merah Putih. (Baca: Aburizal: Negosiasi dengan Koalisi Merah Putih Cukup Dua atau Tiga Orang)

Para pengurus DPD I Golkar yang memiliki hak suara juga sepakat agar Golkar menjadi oposisi dan menggelar Munas Golkar pada 2015. Munas menjadi forum yang dapat mengubah arah koalisi. (Baca: Bertemu Aburizal, DPD I Sepakat Golkar Jadi Oposisi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal RUU Kementerian Negara, Mahfud: Momentumnya Pancing Kecurigaan Hanya untuk Bagi-bagi Kue Politik

Soal RUU Kementerian Negara, Mahfud: Momentumnya Pancing Kecurigaan Hanya untuk Bagi-bagi Kue Politik

Nasional
Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Nasional
Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Nasional
Jalan Berliku Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Jalan Berliku Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Nasional
Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Nasional
Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Nasional
Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Nasional
[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

Nasional
Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Nasional
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Nasional
Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Nasional
Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies 'Ban Serep' pada Pilkada Jakarta...

Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies "Ban Serep" pada Pilkada Jakarta...

Nasional
Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Nasional
Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com