Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setara Ingatkan MK Tidak Berwenang Selesaikan Sengketa Pilkada

Kompas.com - 18/08/2014, 19:24 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Setara Institute, Bonar Tigor Naipospos mengatakan, Mahkamah Konstitusi tidak memiliki kewenangan untuk menyelesaikan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum di tingkat daerah (PHPUD). Ia mendesak DPR segera selesaikan UU tentang sengketa Pilkada.

"Wewenang MK adalah menyelesaikan PHPU tingkat nasional kalau tingkat daerah memang tidak ada," ujar Bonar di Kantor Setara Institute, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Senin (18/8/2014).

PHPUD ini, kata Bonar, harus dikembalikan ke Mahkamah Agung. Namun, hal tersebut belum bisa dilakukan karena DPR belum menyelesaikan UU sengketa pilkada.

"Seharusnya DPR segera menyusun dan mengesahkan UU tentang pilkada," kata Bonar.

Hal ini juga untuk menyiasati agar keputusan MK tidak bersifat mengikat. Mengingat, pada 2 Oktober 2013, Ketua MK Akil Mochtar ditangkap atas kasus penyalahgunaan kewenangan dalam memeriksa dan memutuskan Perselisihan Hasil Pemilu Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah.

Akil terbukti meminta dan menerima suap. Menurut temuan Setara, dalam rentang waktu 19 Agustus 2013-17 Agustus 2014 atau setelah Akil ditangkap, MK telah menangani 2 perkara PHPUD Provinsi Jawa Tengah dengan nomor perkara 10/1950, 1 perkara Provinsi Kalimantan Utara dengan nomor 20/2012, dan 1 perkara Perubahan atas UU No. 56/2008 tentang Pembentukan Kabupaten Tambrauw di Provinsi Papua Barat dengan nomor perkara 14/2013, 1 perkara Pemerintahan Daerah dengan nomor 32/2004 yang kemudian diadakan perubahan sebanyak 1 kali dengan nomor perkara 12/2008.

Setara Institute memilih rentang waktu 19 Agustus 2013-17 Agustus 2014 karena mengacu pada masa awal kinerja MK dan dengan batas peringatan Hari Konstitusi, 18 Agustus 2014. Setara Intitute menyusun putusan MK dalam matrik perkara untuk memperoleh berbagai temuan, baik yang menyangkut pada administrasi perkara maupun pada substansi perkara.

Kajian Setara Institute berfokus pada satu kewenangan MK, yakni kewenangan pengujian undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar. Kajian atas putusan MK menggunakan standar dan parameter hak asasi manusia, prinsip-prinsip good governance, pembangunan yang inklusif dan prinsip-prinsip ketatanegaraan.

Setara Institute juga melakukan analisa dan penafsiran terhadap putusan-putusan tersebut, khususnya terhadap putusan yang dalam perspektif Setara Institute berbeda. Sebagai penelitian hukum normatif, maka riset ini juga menggunakan kaidah-kaidah penelitian hukum yang dipedomani dalam disiplin hukum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Nasional
Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Nasional
DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

Nasional
Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Nasional
Gugat ke MK, Dua Mahasiswa Minta Syarat Usia Calon Kepala Daerah Dihitung saat Penetapan

Gugat ke MK, Dua Mahasiswa Minta Syarat Usia Calon Kepala Daerah Dihitung saat Penetapan

Nasional
Satgas Judi 'Online' Dibentuk, Kompolnas Minta Polri Perkuat Pengawasan Melekat

Satgas Judi "Online" Dibentuk, Kompolnas Minta Polri Perkuat Pengawasan Melekat

Nasional
Pemerintah Diminta Fokuskan Bansos Buat Rakyat Miskin, Bukan Penjudi 'Online'

Pemerintah Diminta Fokuskan Bansos Buat Rakyat Miskin, Bukan Penjudi "Online"

Nasional
Pemerintah Diminta Solid dan Fokus Berantas Judi 'Online'

Pemerintah Diminta Solid dan Fokus Berantas Judi "Online"

Nasional
Ada Anggota DPR Main Judi Online, Pengamat: Bagaimana Mau Mikir Nasib Rakyat?

Ada Anggota DPR Main Judi Online, Pengamat: Bagaimana Mau Mikir Nasib Rakyat?

Nasional
Muhadjir Usul Sanksi Pelaku Judi 'Online' Sebaiknya Diperberat

Muhadjir Usul Sanksi Pelaku Judi "Online" Sebaiknya Diperberat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com