Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi-JK Harus Berani Memutus Politik Balas Budi

Kompas.com - 11/08/2014, 16:11 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla harus berani memutus politik balas budi yang selama ini terjadi dalam sistem politik di Indonesia jika memang menginginkan pemerintahan yang efisien dan efektif.

Ketua Tim Independen Reformasi Birokrasi Nasional (TIRBN) Erry Riyana Hardjapamekas kepada Kompas di Jakarta, Sabtu (9/8/2014), mengatakan, setelah putusan Mahkamah Konstitusi, Jokowi-JK akan lebih mudah memilih dan menetapkan sosok anggota kabinet 2014-2019 jika keberanian melakukan terobosan mengubah struktur kabinet yang gemuk menjadi kabinet yang ramping. TIRBN adalah lembaga yang dibentuk dan bertanggung kepada Ketua Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional yang dipimpin Wakil Presiden Boediono.

"Meskipun ada Undang-Undang Kementerian Negara Nomor 39 Tahun 2008 yang menetapkan jumlah kementerian maksimal 34 kementerian, Jokowi-JK tidak harus mengikuti itu semua.

Perubahan struktur kabinet memang menjadi isu yang krusial, termasuk dalam memilih orang per orang. Namun, itu semua akan mudah diatasi Jokowi-JK jika mau menghilangkan kepentingan balas budi yang selama ini terjadi," ujar Erry, yang pernah menjadi Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi periode 2003-2007.

Menurut Erry, Jokowi-JK selama ini menyatakan koalisi tanpa syarat sehingga hal itu harus diwujudkan. "Kepentingan negara dan bangsa, serta rakyat yang memilih itulah yang harus dibalas Jokowi-JK," tambahnya.

Untuk menyusun struktur kabinet, Erry mengatakan, Jokowi-JK juga bisa mengacu pada laporan dan matriks hasil diskusi arsitektur kabinet yang digelar Lembaga Administrasi Negara dengan Universitas Gadjah Mada pada 20 Juni lalu.

"Kalau mengacu laporan dan matriks tersebut, jumlah menteri hanya 21-25 orang. Bisa saja ada menteri senior yang benar-benar menguasai persoalan, selain juga koordinasi, selain juga menteri koordinator (menko). Kalaupun ada menko, bukan sektor yang ditangani, tetapi persoalan seperti logistik nasional agar tak terjadi disparitas harga," ujar Erry.

Ketua Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan Kuntoro Mangkusubroto, yang selama ini mengevaluasi kinerja para menteri kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menolak menanggapi soal usulan perombakan struktur kabinet mendatang. "Saya tidak berwenang memberikan pandangan apa pun. Laporan saya hanya untuk Presiden," katanya.

Struktur dirumuskan

Sementara itu, Deputi Kantor Transisi Andi Widjajanto saat berbicara pada diskusi "Tradisi Baru Kantor Transisi", yang digelar Populi Center dan radio Smart FM, Sabtu (9/8), mengatakan, Jokowi-JK baru memilih orang yang bakal menjadi menteri di kabinetnya setelah arsitektur kabinet terbentuk. Arsitektur kabinet tersebut tengah dirumuskan, dan direncanakan tuntas akhir September. (APA/HAR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com