Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Jokowi Harus Tetap 'Blusukan', asal pada Porsinya"

Kompas.com - 23/07/2014, 15:21 WIB
Febrian

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Presiden terpilih periode 2014-2019 Joko Widodo kerap melakukan blusukan ketika menjabat Gubernur DKI Jakarta. Aksi itu sudah dilakukan pria yang akrab disapa Jokowi itu sejak memimpin Kota Surakarta dengan alasan mendengarkan masukan dari rakyat dan mengontrol kinerja jajarannya.

Apakah Jokowi bakal melanjutkan aski blusukan jika memimpin Indonesia nantinya?

Mahasiswi salah satu universitas negeri, Izzah Dienillah Saragih (22), berharap Jokowi meneruskan kebiasannya menemui langsung rakyat.

"Pak Jokowi sendiri pernah bilang, blusukan adalah salah satu cara ia mendengar rakyat. Dan demokrasi adalah tentang mendengar rakyat. Jadi Pak Jokowi harus tetap blusukan, ya asal pada porsinya," kata Izzah ketika berbincang, Rabu (23/7/2014).

Sebagai pendukung Jokowi-Jusuf Kalla, Izzah berharap keduanya mampu menjalankan amanah dari rakyat. Izzah menginginkan Jokowi-JK bisa secepatnya mengambil hati sekitar 46 persen rakyat Indonesia yang sebelumnya memilih pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Sementara itu, Harry Yassir E Siregar (24), salah satu karyawan swasta yang juga simpatisan Jokowi-JK, menganggap, Jokowi tak perlu lagi mengedepankan blusukan dalam menjalankan pemerintahannya.

Yassir melihat, yang dipimpin Jokowi lima tahun ke depan ini adalah Indonesia yang sangat luas. Proporsi yang sangat beda bila dibandingkan saat Jokowi memimpin Kota Solo maupun DKI Jakarta.

"Besar sekali negara ini kalau mau blusukan terus dan kerja presiden kan bukan itu aja," ucap Yassir.

Lain halnya dengan yang diharapkan Hadissa Primanda (21). Mahasiswi asal Sumatera Barat ini justru menginginkan Jokowi-JK cukup untuk memperbaiki sistem dan kebijakan yang telah dibangun oleh pemerintahan sebelumnya.

Menurut Disa, panggilan akrabnya, suatu negara tidak akan stabil bila kebijakan pemerintah juga berganti setiap estafet kepemimpinan beralih. Disa juga sepakat bahwa perlu bagi Jokowi-JK merebut simpati dari hampir separuh penduduk Indonesia yang tidak memilihnya.

"Pak Jokowi-JK kan menang cuma beda tipis. bukan menang telak, artinya masih ada setengah rakyat yang tidak milih dia. Jadi mereka harus berusaha untuk merangkul dan mendapatkan kepercayaan dari pemilih Prabowo-Hatta yang 46,85 persen itu," ujar Disa.

Pada Selasa (22/7/2014) malam, KPU menetapkan pasangan Jokowi-JK memenangi Pilpres 2014. Mereka memperoleh 70.997.833 suara atau 53,15 persen. Adapun pasangan Prabowo-Hatta memperoleh 62.576.444 suara atau 46,85 persen.

Kubu Prabowo-Hatta bakal mengajukan permohonan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) ke MK, Jumat (25/7/2014). (baca: Jumat, Prabowo-Hatta Ajukan Gugatan Hasil Pilpres ke MK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com