JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen (Pol) Boy Rafli Amar mengatakan, menjelang hari raya Idul Fitri, kepolisian menggelar Operasi Ketupat mulai 22 Juli hingga 6 Agustus 2014. Sebanyak 137.795 anggota keamanan akan dikerahkan untuk akan bersiaga mengawal arus mudik dan arus balik serta berbagai tempat aktivitas publik.
"Di hari-hari terakhir ibadah puasa itu akan peningkatan intensitas kegiatan masyarakat. Jadi, kepolisian melakukan pengamanan terkait, terutama aktivitas masyarakat di pusat perbelanjaan, sentra-sentra perekonomian, tempat wisata, dan pelaksanaan arus mudik," ujar Boy di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (17/7/2014).
Kegiatan ini melibatkan 2.713 anggota Polri, 10.165 anggota TNI, 7.795 anggota dinas perhubungan, 8.905 anggota satuan polisi pamong praja, 7.268 anggota dinas kesehatan, beserta unsur-unsur masyarakat lain. Seluruh personel itu dikerahkan untuk memantau aktivitas masyarakat, terutama berkaitan dengan keselamatan berlalu lintas.
Boy menyebutkan, aktivitas selama arus mudik Lebaran menjadi perhatian prioritas kepolisian. Ia mengklaim kasus kecelakaan selama mudik dari tahun ke tahun terus menurun.
Polisi juga mengamankan daerah-daerah yang biasa disinggahi wisatawan. Boy memprediksi, daerah di sekitar tempat wisata menjadi titik rawan kemacetan yang berpotensi meresahkan masyarakat.
"Kita tahu bahwa masyarakat kita memanfaatkan liburan yang cukup panjang untuk berkunjung ke daerah wisata di tiap-tiap tempat tentunya sehingga pos-pos pelayanan kita antara lain di jalur-jalur menuju objek wisata," kata Boy.
Polisi telah menentukan wilayah prioritas dalam pelaksanaan Operasi Ketupat. Prioritas pertama meliputi seluruh wilayah pulau Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, dan Sulawesi Selatan. Daerah lain masuk dalam prioritas kedua.
"Prioritas pertama adalah yang dari hasil pengamatan kepolisian dinamika intensitas kegiatan masyarakat lebih tinggi terkait dengan aktivitas dalam pelaksanaan hari raya Idul Fitri terutama berkaitan dengan arus mudik," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.