JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota tim sukses pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Pius Lustrilanang, mengomentari proses rekapitulasi suara Pemilu Presiden 2014 yang sudah selesai pada tingkat kabupaten. Menurut Pius, pemenang Pilpres 2014 sudah bisa diketahui publik.
Hal itu disampaikan Pius lewat akun Facebook-nya, Pius Lustrilanang, yang diunggah pada Kamis (17/7/2014).
Pius mengaku mencoba menghitung data DB1 dari kabupaten/kota yang diunggah di situs KPU. Hasilnya, kata Pius, tidak jauh beda dengan hasil yang ditayangkan di situs www.kawalpemilu.org. Hasilnya, pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla unggul.
Pengamatan Kompas.com hingga pukul 10.20 WIB, pasangan Prabowo-Hatta memperoleh 47,17 persen suara dan Joko Widodo-Jusuf Kalla meraih 52,82 persen suara.
Berikut pernyataan Pius.
"BEROPOSISI SAMA TERHORMATNYA DENGAN MEMERINTAH
Dengan selesainya pleno rekapitulasi suara di tingkat kecamatan (15/7/2014) dan dimulainya rekapitulasi di tingkat Kabupaten sejak (16/7/2014), pemenang pilpres sudah diketahui publik. Saya mencoba menghitung data DB1 yang sudah di-upload di Website KPU, ternyata hasilnya tidak jauh beda dengan hasil yang ditayangkan di situs www.kawalpemilu.org.
Salam hormat saya buat siapapun yang sudah mendedikasikan dirinya buat mengawal pemilu sehingga berjalan jujur dan adil. Siapapun presidennya, yang menang adalah demokrasi yang telah kita pilih dan perjuangkan. Demokrasi adalah alat sekaligus tujuan. Keyakinan saya terhadap demokrasi tidak akan pernah berubah.
Saya berharap sistem demokrasi kita semakin matang. Semoga demokrasi bisa mendatangkan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. Mari kita rajut lagi persatuan dan kesatuan bangsa. Semoga rakyat tidak perlu menyaksikan akrobat politik dagang sapi. Untuk harapan yang terakhir, saya agak pesimis.
Hormat selanjutnya saya berikan buat partai yang lapang dada menerima kekalahan dan siap beroposisi. Oposisi bagi mereka yang kalah, adalah sikap yang sama terhormatnya dengan kesiapan memerintah bagi yang menang. Apapun pilihan yang diambil akan menentukan peta politik Indonesia ke depan.
Semoga elit parpol bisa melihat kepentingan politik jangka panjang, bukan sekedar keinginan untuk berkuasa. Demokrasi memerlukan juga check and ballance. Ke depan, saya ramalkan hanya akan ada dua kekuatan politik besar: dua koalisi besar partai. Sebuah proses penyederhanaan parpol secara alamiah."
Sekitar satu jam kemudian, Pius kembali menuliskan status. "Mereka yang dilahirkan sebagai kesatria, akan mati secara kesatria. Bertempurlah habis-habisan sehingga kemenangan tidak akan memabukkanmu dan kekalahan tidak akan merendahkanmu," kata Pius.
Status lain dari Pius ialah "Komandanku adalah Prabowo Subianto. Apapun yang diputuskannya aku akan ikut. Dalam hal ini, Bhisma adalah panutanku."
Namun, dalam status selanjutnya, Pius menyatakan pertandingan belum selesai.
"DB1 masih proses Upload. Masih tersedia kemungkinan bahwa Prabowo menang tipis. Yang penting, di pihak kita, kita berulang kali menyatakan siap kalah dan siap beroposisi. Bagaimana di pihak sebelah sana?" tulis Pius.
Terakhir, politisi Partai Gerindra itu mengaku ingin sekali saja mendengar dari kubu Jokowi-JK kesediaan untuk beroposisi jika kalah.
"Kesediaan untuk menerima kekalahan sebagai sebuah resiko wajar dari sebuah pertandingan. Mengapa tidak pernah ada? Mengapa sikap ksatria hanya muncul dari pihak Prabowo?" kata Pius.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.