"Saya ingin melanjutkan pendalaman sedkit tentang keterangan tadi, bon sementara. Ini jadi bon bersejarah buat saya. Karna itu harus didalami terang menderang," kata Anas.
Anas mempertanyakan keterangan pada bon tertanggal 19 April 2010 yang diungkapkan saksi mantan Manajer Pemasaran Divisi Konstruksi I PT Adhi Karya, M Arief Taufiqurahman, dan Kasir Divisi Konstruksi I Adhi Karya Henny Susanti dalam berita acara pemeriksaan (BAP).
Anas mengatakan, keterangan keduanya berbeda. Pada BAP Henny tertulis untuk keperluan Anas U, M3 pro (proyek) RJA DPR RI, grand design. Sementara, dalam BAP Pak Arief, hanya disebutkan proyek DPR grand design. Selain itu, Anas juga mempertanyakan perubahan penulisan dalam BAP saksi staf Divisi Konstruksi I Adhi Karya, Zaria Utama.
"Pada BAP Zaria, awalnya ditulis RJA DPR RI, tapi diganti dicoret Pak Teuku Bagus (Kepala Divisi Konstruksi). Jadi hanya grand design DPR," ujar Anas.
Zaria mengaku tak tahu mengapa tulisan dalam bon sementara itu diganti oleh Teuku Bagus. Ia mengatakan, proyek grand design saat itu belum ada. Anas pun berseloroh bahwa apa pun bisa ditulis dalam bon tersebut sebagai keterangan.
"Kadi kalau ditulis Bejo, Bejo. Kalau ditulis Pak SBY, Pak SBY," kata Anas.
Selanjutnya, Anas kembali mempertanyakan soal bon sementara kepada saksi Henny. Anas menanyakan bon sementara yang disebut untuk Kongres Partai Demokrat di Bandung.
"Masih tentang bon lagi. Maaf majelis ini ilmu bon," kata Anas.
Henny mengaku tak tahu karena Teuku Bagus hanya menyebut soal Kongres Partai Demokrat. Anas kemudian membantah adanya uang Rp 500 juta dalam bon sementara tertanggal 1 Juni 2010 yang disebut untuk Anas terkait sumbangan suara pada Kongres Partai Demokrat.
"Saya ingin sampaikan ke Ibu (Henny). Kongres selesai, ditutup 22 Mei 2010 malam, Jadi kalau ada bon 1 Juni sumbangan suara, perlu saya sampaikan informasinya kepada ibu hari ini di persidangan," jelas Anas.
Sebelumnya, saksi Arief membenarkan adanya lima bon sementara untuk Anas. Total uang untuk Anas yaitu Rp 2,010 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.