Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bolak-balik Sebut Kebocoran Anggaran, Prabowo Justru "Tampar" Hatta Rajasa

Kompas.com - 16/06/2014, 06:59 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Juru bicara pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Hasto Kristiyanto, menilai, pernyataan yang berulang kali diucapkan calon presiden Prabowo Subianto soal kebocoran anggaran sebesar Rp 1.000 triliun tak tepat. Pernyataan itu disampaikan Prabowo dalam debat capres dan cawapres di Hotel Gran Melia, Jakarta Selatan, Minggu (15/6/2014) malam.

Hasto mengatakan, pernyataan Prabowo itu justru mengkritik wakilnya, Hatta Rajasa, yang terakhir menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

"Pemaparan visi-misi Prabowo yang mengungkapkan kebocoran anggaran Rp 1.000 triliun merupakan kritik telak terhadap Hatta Rajasa. Prabowo lupa bahwa pasangannya adalah sosok menteri koordinator yang seharusnya telah melakukan kerja nyata untuk melakukan "perang" terhadap para mafia ekonomi, seperti Mr X yang menjadi mafia perminyakan," kata Hasto melalui siaran pers, pascadebat, Minggu malam.

Hasto tak yakin kebocoran anggaran mencapai Rp 1.000 triliun. Ia menilai, apa yang disampaikan Prabowo hanya retorika politik yang tidak tepat sasaran dan balik menyerang pasangannya.

"Perdebatan capres pada akhirnya tidak berhenti pada retorika, tetapi pada kredibilitas pemimpin untuk menjalankan visi-misinya," ujar Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P itu.

Visi-misi Prabowo dan Hatta, kata Hasto, menjadi bertolak belakang dengan sosok keduanya. Prabowo selalu mendengungkan ekonomi kerakyatan. Sementara itu, Hatta dinilainya cenderung menjalankan ekonomi liberal saat menjabat menteri dalam kabinet Susilo Bambang Yudhoyono.

"Pekerjaan rumah terbesar Prabowo adalah bagaimana menyatukan gagasan ekonomi kerakyatan dan ekonomi liberal yang menjadi ciri Hatta. Kritik yang disampaikan Prabowo sekaligus 'tamparan' keras bagi SBY yang menurut Prabowo gagal mengatasi kebocoran penerimaan anggaran," kata  Hasto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 30 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Nasional
Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Nasional
Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Nasional
Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak dan Cucu SYL di Persidangan

Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak dan Cucu SYL di Persidangan

Nasional
Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Nasional
Soal Jatah Menteri untuk Demokrat, Wasekjen: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo...

Soal Jatah Menteri untuk Demokrat, Wasekjen: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo...

Nasional
Rekomendasi Rakernas Kelima PDI-P, Megawati Diminta Kesediaannya untuk Kembali Jadi Ketum

Rekomendasi Rakernas Kelima PDI-P, Megawati Diminta Kesediaannya untuk Kembali Jadi Ketum

Nasional
Pertamina Patra Niaga Terus Tertibkan Operasional SPBE

Pertamina Patra Niaga Terus Tertibkan Operasional SPBE

Nasional
Megawati: Ada yang Lama Ikut Katanya Ibu Menghina Sebut Kader, Tahulah Siapa...

Megawati: Ada yang Lama Ikut Katanya Ibu Menghina Sebut Kader, Tahulah Siapa...

Nasional
Pengamat: Permintaan Maaf PDI-P Atas Kadernya yang Melanggar Konstitusi untuk Tunjukkan Sikap Legowo

Pengamat: Permintaan Maaf PDI-P Atas Kadernya yang Melanggar Konstitusi untuk Tunjukkan Sikap Legowo

Nasional
Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Nasional
Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Dukung Megawati Soekarnoputri Kembali jadi Ketua Umum PDIP

Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Dukung Megawati Soekarnoputri Kembali jadi Ketua Umum PDIP

Nasional
Ditinggal Jokowi, PDI-P Disebut Bisa Menang Pileg karena Sosok Megawati

Ditinggal Jokowi, PDI-P Disebut Bisa Menang Pileg karena Sosok Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com