"Jangan lupa, yang dipilih ini bukan partai, tapi orang. Berapapun partainya, figurnya yang penting," kata JK di Bikasoga, Jalan Suryalaya, Kota Bandung, Rabu (28/5/2014). Dia pun optimistis bakal mengulang sukses saat mencalonkan diri menjadi pendamping Susilo Bambang Yudhoyono pada Pemilu Presiden 2004.
Pada saat itu, kata Kalla, dukungan suara untuk SBY pun masih minim. "Nggak masalah. Dulu saya sama Pak SBY cuma (didukung) 11 persen. Ini lumayan hampir 40 persen (dukungannya)," kata dia.
Pada Pemilu Presiden 2014, Kalla berpasangan dengan Joko Widodo diusung poros koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dalam koalisi ini bergabung Partai Nasional Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Hanura, serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia.
Adapun koalisi gemuk yang dimaksud Kalla merupakan poros koalisi Partai Gerakan Indonesia Raya yang mencalonkan pasangan calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Koalisi ini didukung Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Bulan Bintang, dan Partai Golkar.
Belakangan, pentolan Partai Demokrat juga bersuara dengan kecenderungan mendukung pasangan dari poros Partai Gerindra, sekalipun sejauh ini Partai Demokrat menyatakan partainya tidak akan bergabung ke poros PDI-P maupun Gerindra.
Kalla menambahkan, dalam pemilu presiden suara partai tidak akan lagi berpengaruh besar. "Sekarang tidak ada pimpinan partai bisa mengarahkan (pemilih). Tidak ada lagi. Siapa yang dicintai saja (yang dipilih). Memilih orang dengan memilih partai beda."
Di tempat yang sama, Ketua DPD PDI-P Jabar, Tubagus Hasanuddin, optimistis koalisi pengusung Jokowi-JK dapat meraih 60 persen suara untuk pasangan ini di Jawa Barat. Menurut dia tidak ada jaminan pasangan Prabowo-Hatta bisa menang di Jawa Barat sekalipun ketua tim sukses mereka di provinsi ini adalah Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. "Sangat optimistis, PKS-nya kemarin juga kalah kok," singkatnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.