JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu tidak setuju dengan anggapan mantan tentara harus mendukung sesama tentara yang maju dalam pemilu presiden. Menurutnya, siapa pun yang mampu memimpin harus didukung, meski warga sipil.
"Jangan dipilah-pilah begitu, siapa pun anak bangsa. Dikotomi seperti itu saya tidak setuju," ujar Ryamizard di kediamannya di Jakarta, Jumat (23/5/2014).
Ia berpendapat, semua kalangan sama saja, baik tentara, polisi, ataupun sipil. Ia tidak sependapat dengan pembagian kelompok-kelompok tertentu lantaran bakal membuat perpecahan. "Lama-lama memperlebar jurang, bisa diadu-adu. Hak dipilih, kalau mampu, ya silakan (maju)," imbuhnya.
Dari empat calon peserta Pilpres 2014, hanya bakal capres Prabowo Subianto yang berasal dari kalangan militer. Sebelum diberhentikan, Prabowo merupakan mantan Pangkostrad dengan pangkat terakhir letnan jenderal.
Ryamizard hari ini menerima kedatangan cawapres Jusuf Kalla. Keduanya membahas tentang pemenangan capres dan cawapres Joko Widodo-JK. Ryamizard dan JK juga sempat membahas perpecahan pada internal partai yang tengah marak terjadi karena perbedaan pilihan capres-cawapres.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.