JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mengakui ada diskusi panjang sebelum akhirnya menetapkan Jusuf Kalla sebagai bakal calon wakil presiden bagi Joko Widodo alias Jokowi. Kalla menyisihkan kandidat kuat lainnya, yakni Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad.
Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Tjahjo Kumolo menjelaskan, pembahasan terjadi sekitar satu pekan sebelum Jokowi secara resmi mendeklarasikan Kalla sebagai pendampingnya. Pembahasan panjang terjadi karena Kalla dan Abraham dianggap sebagai tokoh terbaik untuk mendampingi Jokowi.
"Kemarin kita milih JK atau Samad, ini satu minggu kita berkutat," kata Tjahjo di sela-sela Rakornas PDI-P di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa (20/5/2014).
Tjahjo melanjutkan, salah satu indikator penentuan ini adalah hasil survei. Namun, Tjahjo tak memberi penjelasan lebih lanjut soal indikator itu. "Hasil survei, pasar menginginkan ini, menginginkan itu. Selanjutnya tanya ke Pak Jokowi," ucapnya.
Jokowi-JK telah mendeklarasikan diri sebagai pasangan capres-cawapres di Gedung Joang 45, Jakarta Pusat. Keduanya juga telah mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum pada Senin (19/5/2014). Pasangan ini diusung oleh PDI-P bersama Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hanura.
Jokowi-JK bakal bertarung melawan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang diusung enam parpol, yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, PPP, PKS, dan PBB.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.