JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan perlu memikirkan kembali jika mengusung mantan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu sebagai bakal calon wakil presiden bagi bakal capres Joko Widodo. Menurut pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bakti, Jusuf Kalla alias JK, lebih berpengalaman dibandingkan Ryamizard.
"Dia (Ryamizard) kan perwira lapangan, apa bisa bekerja di kantor?" kata Ikrar saat dihubungi, Jumat (2/5/2014).
Ikrar mengatakan, Ryamizard memang bersih dari korupsi dan tidak pernah melakukan pelanggaran HAM selama berkarier di militer. Namun, selama menjadi tentara, Ryamirzard lebih banyak bertugas di lapangan. Ikrar mempertanyakan kemampuan berpolitik Ryamirzard.
Selain itu, menurut Ikrar, Jokowi akan sungkan memerintah Ryamizard nantinya jika terpilih. "Apa enak nyuruh-nyuruh jenderal?" kata Ikrar.
Ikrar berpendapat, Jokowi lebih baik dipasangkan dengan sipil seperti JK dalam pilpres mendatang. Pengalaman politik JK mempermudah koordinasi dengan Jokowi nantinya.
"Hanya saja, harus ada warning (peringatan) anak, keluarga JK tidak boleh ada kepentingan," imbuhnya.
Kekurangan JK yang dipandang banyak orang terlalu senior untuk Jokowi yang relatif masih muda, menurut Ikrar, tidak menjadi masalah. Ia menilai, meski sudah berumur tua, JK berjiwa muda. "Tidak jadi persoalan. Dia masih bugar," katanya.
Hingga saat ini PDI-P belum memutuskan bakal cawapres bagi Jokowi. Beberapa nama masuk dalam bursa. PDI-P akan menetapkan siapa yang akan diusung pada waktu yang tepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.