Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengungkapkan, poros pertama akan dipimpin oleh PDI-P yang mengusung Jokowi sebagai calon presidennya. Poros ini, menurut dia, akan terdiri dari partai yang memiliki kultur ideologi relatif sama dengan PDI-P. Satu yang sudah pasti adalah Partai Nasdem. Partai lainnya yang diprediksi akan bergabung adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
"Dengan PDI-P sebagai leading party-nya, dan kalau PPP jadi masuk, maka akan mendapat (hasil pileg) sekitar 41,75 persen," kata Siti dalam sebuah diskusi, di Jakarta, Kamis (1/5/2014).
Poros kedua, kata Siti, adalah poros yang dipimpin oleh Gerindra. Poros ini akan lebih heterogen karena ingin membangun koalisi yang lebih besar. Siti mengatakan, berdasarkan pengamatannya, saat ini ada dua partai yang telah memberi sinyal kuat untuk bergabung dengan Gerindra, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Bergabungnya tiga partai ini akan membuat Gerindra dapat mengusung Prabowo sebagai capres karena mendapat total suara di pileg sekitar 26,27 persen.
Selain dua poros koalisi itu, ada satu poros lain yang digagas Golkar. Kemungkinan, kata Siti, akan menggandeng Partai Demokrat dan Hanura. Total suara dari gabungan tiga partai itu mencapai sekitar 29,45 persen.
"Tapi poros Golkar tidak aman karena elektabilitas capresnya rendah. Besar kemungkinan Demokrat ke Gerindra karena banyak partai yang tidak siap untuk oposisi," kata Siti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.