JAKARTA, KOMPAS.com — Politikus senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ahmad Muqowam, khawatir partainya tidak akan mendapatkan teman koalisi setelah menganulir dukungan terhadap pencalonan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai presiden. Menurut Ahmad, setelah pembatalan itu, hampir tak ada lagi komunikasi yang dibangun antara PPP dan partai lain.
"Pada akhirnya, saya mengkhawatirkan PPP tidak diambil oleh siapa-siapa, lepas dari Gerindra, dan tidak dilirik oleh Demokrat atau yang lain," ujar Muqowam dalam acara diskusi di Jakarta, Senin (28/4/2014).
Dia berharap PPP bisa cepat melakukan manuver ke partai-partai lain, termasuk Gerindra. Namun, manuver-manuver itu seyogianya tidak melahirkan konflik baru seperti yang telah melanda internal partai berlambang Kabah itu.
"Sulit bagi orang luar mau ngomong dengan PPP, dengan siapa hari ini, karena kita tidak ada komunikator yang membangun komunikasi politik dengan partai lain," ujarnya.
Meski menyesali kondisi PPP yang belum mempunyai teman koalisi, Muqowam menilai tepat keputusan membatalkan koalisi dengan Gerindra. Dia pun tidak menyesalkan keputusan itu.
Sebelumnya, Ketua Umum PPP Suryadharma Ali sudah menyatakan mendukung koalisi dengan Gerindra dan Prabowo sebagai capres dalam Pemilu Presiden 9 Juli 2014. Namun, keputusan itu ditentang oleh sebagian besar pengurus PPP karena dianggap hanya manuver pribadi Suryadharma.
Karena manuver Suryadharma itu, internal PPP sempat pecah dan mengalami konflik internal. Pengurus PPP akhirnya melakukan islah dan akan membangun koalisi dengan partai lain kembali dari nol. Dukungan terhadap Gerindra pun dibatalkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.