Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhaimin: Koalisi Partai Islam Belum Siap

Kompas.com - 13/04/2014, 08:48 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Melihat perolehan suara sementara pada pemilu legislatif 9 April 2014 lalu, ada kemungkinan terbentuknya koalisi di antara partai-partai berbasis Islam. Namun, untuk bersaing pada pemilu presiden, perlu tokoh yang punya elektabilitas kuat. 

"Koalisi partai Islam kita belum siap. Kendalanya karena belum ada figur dan belum komunikasi juga," ujar Muhaimin di kantor DPP PKB di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (12/4/2014) malam kemarin. 

Ia menambahkan, hingga kini partai Islam belum menemukan sosok yang elektabilitasnya memadai dan mampu mempersatukan partai-partai tersebut. Namun, ia tidak menutup kesempatan bagi tokoh tertentu yang menonjol dan berinisiatif mengajukan diri sebagai kandidat. 

"Tapi kan kita harus realistis. Kalau enggak ada figur, mau apa?" kata Muhaimin. 

Mengenai figur yang mungkin diusung sebagai calon presiden oleh PKB, Muhaimin menyebut nama Wakil Presiden RI 2004-2009 Jusuf Kalla dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD sebagai kandidat terkuat. Menurutnya, mereka adalah figur tertinggi di partai berbasis Islam. 

"Syaratnya kan elektabilitasnya tinggi. Sebagai keinginan tokoh Islam di luar partai, harus kita turuti," ujar Muhaimin. 

Pria yang kerap disapa Cak Imin ini mengaku dukungan mengenai koalisi partai-partai berbasis Islam ini banyak didorong oleh tokoh-tokoh Islam eksternal partai. Oleh karena itu, kata Muhaimin, calon pemimpin tersebut haruslah sosok yang dapat menjunjung nasionalis dan pluralisme secara bersamaan. 

Berdasarkan hasil hitung cepat berbagai lembaga riset, PKB mendapat suara dalam kisaran 10 persen. Muhaimin mengatakan, PKB membuka dua kemungkinan, yakni akan mengusung capres atau cawapres. Dari hasil konvensi alamiah PKB, ditetapkan tiga nama yakni Jusuf Kalla, Mahfud MD, dan Rhoma Irama sebagai kandidat calon presiden yang diusung PKB.

"Perolehan kita cuma 10 persen, tapi kita pasarkan juga. Sangat ada peluang capres itu jadi cawapres. Masalahnya, capresnya mau enggak?" kata Muhaimin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com