JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristianto mengatakan, partainya akan memilih waktu yang tepat untuk mengumumkan bakal calon wakil presiden yang mendampingi Joko Widodo. Saat ini pembahasannya terus dilakukan dengan mempertimbangkan semua aspirasi yang berkembang.
"Momentum itu mengandung element of surprise, mengandung suatu keterkejutan, tetapi juga mengandung bangunan kepercayaan dari rakyat," kata Hasto saat dijumpai di kediaman Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri di Kebagusan, Jakarta Selatan, Jumat (11/4/2014).
Hasto mengatakan, persiapan yang dilakukan partainya saat ini adalah menganalisis sejumlah figur yang telah mengemuka di masyarakat. Ia berharap, saat menyampaikan bakal cawapresnya nanti, publik dapat memberikan respons positif.
"Tentu saja nama-nama ada, sebagai bagian dari langkah PDI-P ke depan. Kita harap, saat diumumkan, mendapat respons baik," ujarnya.
Sebelumnya, politikus senior PDI-P, Pramono Anung, mengatakan, sudah ada diskusi di internal partai ini mengenai figur yang akan dijadikan bakal cawapres pendamping Jokowi. Namun, belum diketahui, kapan keputusan final akan disampaikan karena otoritas secara penuh atas hal itu ada pada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Secara terpisah, Ketua DPP PDI-P Maruarar Sirait mengatakan telah menerima masukan yang berkembang di masyarakat terkait nama-nama figur yang akan dijadikan pendamping Jokowi.
Di antara nama figur yang berkembang, kata Maruarar, nama mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, dan Ketua KPK Abraham Samad dianggapnya baik karena menguasai permasalahan hukum. Figur yang memiliki latar belakang ekonomi, kata dia, adalah Hatta Rajasa. Adapun jika ingin mendapat bakal cawapres yang memiliki latar belakang militer, nama-nama yang disebutkan Maruarar adalah mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Ryamizard Ryacudu dan Pramono Edhie Wibowo, serta Panglima TNI Jenderal Moeldoko.
Namun, dari semua nama itu, Maruarar merasa bahwa pendamping yang paling tepat adalah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok karena memiliki pengalaman bekerja bersama memimpin Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.