Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nahdliyin "Pulang Kandang", PKB Melejit

Kompas.com - 10/04/2014, 06:52 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

KOMPAS.com — Di luar perkiraan dan tren hasil survei sepanjang 2013 hingga saat terakhir menjelang penyelenggaraan Pemilu Legislatif 2014, perolehan suara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mencuat di antara partai politik yang biasa disebut "kelas" papan tengah.

"Pulang kandangnya" kalangan Nahdliyin ke partai ini diakui sebagai faktor penting di antara jurus-jurus penentu capaian suara PKB. Hitung cepat Kompas per Kamis (10/4/2014) pukul 05.45 WIB, misalnya, memperlihatkan capaian mengejutkan partai ini.

Berdasarkan hitung cepat itu, PKB telah mendapatkan dukungan 9,13 persen suara dari 93 persen data dari sampel tempat pemungutan suara (TPS) yang sudah masuk dari seluruh Indonesia. Padahal, tepat tiga bulan sebelumnya, seri terakhir dari serial survei Kompas memetakan partai ini hanya akan mendapatkan 5,1 persen suara.

"Terima kasih kepada masyarakat yang sudah memercayakan pilihannya kepada PKB," kata Ketua DPP PKB Marwan Ja'far saat dihubungi Rabu (9/4/2014) malam. Dia mengatakan, perolehan suara sementara partainya berdasarkan beragam hitung cepat, baik quick count maupun exit poll, sudah naik lebih dari 100 persen dari capaian pada Pemilu Legislatif 2009.

"Ini sudah mendekati capaian pada Pemilu 2004. Luar biasa," aku Marwan. Dia pun berkeyakinan, perolehan kursi hasil konversi suara dari pemilu legislatif kali ini tidak akan terlalu "merugikan" PKB karena dia meyakini sebaran suara partainya sekarang cukup merata. "Tidak akan seperti Pemilu 2004 dan 2009, yang konversi suara menjadi kursi melorot tajam."

Menurut Marwan, basis suara PKB tetap berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Namun, kata dia, di luar Jawa ada geliat politik yang menggairahkan dan membanggakan dari jajaran pengurus partainya sehingga mendongkrak perolehan suara dalam pemilu kali ini.

Jurus PKB

Marwan menyebutkan, ada tiga jurus utama di balik capaian mengejutkan PKB berdasarkan data perolehan suara sementara hingga Rabu malam. Faktor "pulang kandang" kaum Nahdliyin ke PKB, menurut Marwan, adalah faktor pertama dan utama. "(Ini hasil dari) kembalinya basis massa NU yang ibarat kos di mana-mana pada Pemilu 2009," sebut dia.

Secara struktural partai, ujar Marwan, dilakukan konsolidasi total hingga jajaran akar rumput di tingkat kabupaten kota bahkan desa. "Belajar dari (Pemilu) 2009, soliditas sangat penting. Kami melakukan rekonsiliasi intensif di internal NU dan PKB," papar dia.

Jurus kedua, sebut Marwan, adalah efek kejut yang secara apik dimunculkan dalam langkah politik PKB. Dia menolak kehadiran atau keterlibatan orang per orang dalam efek kejut yang dikelola PKB, meski tak menampik beberapa nama yang disebut Kompas.com merupakan bagian dari rangkaian efek kejut itu.

Menurut Marwan, PKB juga mendekati para pemilih pemula yang proporsinya mencapai 30-an persen dengan cara-cara yang tak biasa-biasa saja. Demi memikiat pemilih pemula, kata dia, PKB menggelar beragam aktivitas terkait hobi atau kegiatan khas anak muda. "Dari lomba mengarang, band, foto, apa saja yang bisa mendekatkan partai dengan pemilih pemula."

Namun, imbuh Marwan, harus diakui dari semua faktor maupun jurus, kekuatan dukungan kaum Nahdliyin adalah kunci utama capaian PKB hari ini. "Kembalinya pemilih tradisional," sebut dia.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Megawati Minta Api Abadi Mrapen Ditaruh di Sekolah Partai, Sekjen PDI-P Ungkap Alasannya

Megawati Minta Api Abadi Mrapen Ditaruh di Sekolah Partai, Sekjen PDI-P Ungkap Alasannya

Nasional
Pembayaran Dana Kompensasi 2023 Tuntas, Pertamina Apresiasi Dukungan Pemerintah

Pembayaran Dana Kompensasi 2023 Tuntas, Pertamina Apresiasi Dukungan Pemerintah

Nasional
Hari Ke-12 Penerbangan Haji Indonesia, 72.481 Jemaah Tiba di Arab Saudi, 8 Wafat

Hari Ke-12 Penerbangan Haji Indonesia, 72.481 Jemaah Tiba di Arab Saudi, 8 Wafat

Nasional
Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

Nasional
Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

Nasional
Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

Nasional
Megawati hingga Puan Bakal Pidato Politik di Hari Pertama Rakernas PDI-P

Megawati hingga Puan Bakal Pidato Politik di Hari Pertama Rakernas PDI-P

Nasional
Kunjungi Lokasi Bencana Banjir Bandang di Agam, Zulhas Temui Pengungsi dan Berikan Sejumlah Bantuan

Kunjungi Lokasi Bencana Banjir Bandang di Agam, Zulhas Temui Pengungsi dan Berikan Sejumlah Bantuan

Nasional
Diterima Hasto, Pawai Obor Api Abadi dari Mrapen sampai di Jakarta Jelang Rakernas PDI-P

Diterima Hasto, Pawai Obor Api Abadi dari Mrapen sampai di Jakarta Jelang Rakernas PDI-P

Nasional
Sahroni Pastikan Hadiri Sidang SYL untuk Diperiksa Sebagai Saksi

Sahroni Pastikan Hadiri Sidang SYL untuk Diperiksa Sebagai Saksi

Nasional
LPSK Sebut Masih Telaah Permohonan Perlindungan Saksi Fakta Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

LPSK Sebut Masih Telaah Permohonan Perlindungan Saksi Fakta Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Nasional
Ketua BKSAP Perkuat Komitmen Parlemen Anti-Korupsi dan Dorong Demokrasi Lingkungan di Asia Tenggara

Ketua BKSAP Perkuat Komitmen Parlemen Anti-Korupsi dan Dorong Demokrasi Lingkungan di Asia Tenggara

Nasional
Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

Nasional
Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com