Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khofifah Dianggap Cocok Duet dengan Jokowi

Kompas.com - 04/04/2014, 23:19 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan, Khofifah Indar Parawansa, dianggap sebagai pasangan yang cocok untuk bakal calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo. Selain mewakili golongan perempuan, Khofifah juga dinilai mewakili kelompok Islam tradisional. Demikian disampaikan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti, di Jakarta, Jumat (4/4/2014).

"Dengan Khofifah, saya kira lebih nyaman, apalagi sangat baik sekali kalau Jokowi memilih cawapres perempuan," ujarnya.

Jika dilihat dari latar belakang Khofifah yang akan membawa gerbong Nahdlatul Ulama dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Ikrar menilai, keduanya bisa disatukan. Hal ini terlihat dari kedekatan PDI-P dan NU pada masa Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Dengan merangkul tokoh NU, sebut Ikrar, PDI-P juga bisa menambah kekuatannya di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Terlebih lagi, lanjutnya, politisi PDI-P sebenarnya memiliki hubungan dengan NU. Misalnya, Gubernur Jawa Tengah yang berasal dari PDI-P. Ganjar Pranowo adalah anak seorang kiai NU di Jawa Tengah.

"Jadi barangkali di sana ada kenyamanan ideologis dan basis konstituen. Saya sangat setuju kalau Megawati kali ini lebih condong memilih perempuan," ucap Ikrar.

Pilihan terhadap Khofifah juga dianggap lebih memungkinkan dibandingkan sosok mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Menurut Ikrar, Sri Mulyani tidak memiliki ideologi yang sama dengan PDI-P.

Sejak Jokowi menyatakan siap maju sebagai bakal calon presiden dari PDI-P, sejumlah kandidat calon wapres yang dianggap layak mendampinginya bermunculan. Selain Khofifah, muncul pula nama Jusuf Kalla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Nasional
Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com