Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buku "G30S, Fakta atau Rekayasa" Akan Didiskusikan di Frankfurt

Kompas.com - 01/04/2014, 20:38 WIB
R. Adhi Kusumaputra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Buku karya Julius Pour berjudul "G3OS, Fakta atau Rekayasa" akan dipamerkan sekaligus didiskusikan dalam pameran buku dunia, "Franfurt Book Fair 2014" di Frankfurt, Jerman awal Oktober mendatang.

"Buku ini juga akan diterjemahkan ke berbagai bahasa," kata Julius Pour, Selasa (1/4/2014).

Buku tersebut sebenarnya edisi lebih lengkap dari buku "Gerakan 30 September, Pelaku, Pahlawan & Petualang" yang pernah diterbitkan PBK (Penerbit Buku Kompas) tahun 2010. Ini adalah sebuah buku laris yang oleh sejarawan Dr Asvi Warman Adam disebutkan, “..mengandung berbagai fakta baru. ”

Dalam edisi yang diterbitkan oleh Penerbit KATA, Julius Pour menambah beragam fakta baru, pasca-meletusnya Peristiwa G30S. Antara lain, penggantian nama "Ksatrian Marinir Cilandak" di Jakarta Selatan menjadi "Ksatrian Marinir Hartono".

Menurut Komandan Korps Marinir saat upacara peresmian (tahun 1980) Mayjen (Mar) Nono Sampono, pengantian nama tersebut mengacu kepada semangat kejuangan Panglima Komando (terakhir) sekaligus Wakil Panglima TNI-Angkatan Laut, Letnan Jenderal KKO Hartono.

Dalam masa pergantian Orde Lama ke Orde Baru, Hartono, sosok Jenderal berbintang tiga kelahiran Solo, pernah mengeluarkan perintah harian mengejutkan, "Hitam Komando Bung Karno, Hitam Kata KKO."

Setelah mengeluarkan Perintah Harian semacam itu, Hartono langsung dilengserkan dari Jabatan Panglima KKO. Bekas kesatuan tempur andalan Angkatan Laut yang sudah pernah bertugas di Aljazair (sebagai Batalyon IV Tjakrabirawa, di Republik Kongo sebagai Kompi Matjan Kumbang Pasukan Garuda IV PBB) dikembalikan namanya jadi Korps Marinir, sekaligus dipangkas kekuatannya. Dari satu Divisi menjadi tinggal tiga batalyon, dan dari dipimpin seorang Letnan Jenderal tiga bintang diturunkan jadi Mayor Jenderal dengan sebutan Komandan Korps. (KSP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengacara SYL Singgung 'Green House' Petinggi Parpol di Kepulauan Seribu dari Uang Kementan

Pengacara SYL Singgung "Green House" Petinggi Parpol di Kepulauan Seribu dari Uang Kementan

Nasional
Bareskrim: 800 Korban Penipuan WN China Dijanjikan Kerja, Modus 'Like' and 'Subscribe' Konten

Bareskrim: 800 Korban Penipuan WN China Dijanjikan Kerja, Modus "Like" and "Subscribe" Konten

Nasional
Hal Memberatkan Tuntutan SYL, Korupsi karena Tamak

Hal Memberatkan Tuntutan SYL, Korupsi karena Tamak

Nasional
Pakar: Kesadaran Keamanan Data Digital di Indonesia Rendah, Banyak Password Mudah Ditebak

Pakar: Kesadaran Keamanan Data Digital di Indonesia Rendah, Banyak Password Mudah Ditebak

Nasional
Sidang Tuntutan SYL, Nayunda Nabila Kembalikan Uang ke KPK Total Rp 70 Juta

Sidang Tuntutan SYL, Nayunda Nabila Kembalikan Uang ke KPK Total Rp 70 Juta

Nasional
Projo Tuding Pihak yang Sudutkan Budi Arie dari Kubu Kalah Pilpres

Projo Tuding Pihak yang Sudutkan Budi Arie dari Kubu Kalah Pilpres

Nasional
Staf Hasto Lapor Ke LPSK, KPK: Sampaikan Fakta yang Sebenarnya

Staf Hasto Lapor Ke LPSK, KPK: Sampaikan Fakta yang Sebenarnya

Nasional
Imigrasi Perpanjang Pencegahan Firli Bahuri ke Luar Negeri Sampai 25 Desember 2024

Imigrasi Perpanjang Pencegahan Firli Bahuri ke Luar Negeri Sampai 25 Desember 2024

Nasional
KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

Nasional
Usai Rapat Bareng Jokowi, Telkomsigma Sebut Peretasan PDN Bisa Diselesaikan

Usai Rapat Bareng Jokowi, Telkomsigma Sebut Peretasan PDN Bisa Diselesaikan

Nasional
Menkominfo dan Kepala BSSN 'Menghilang' usai Ratas PDN di Istana, Tak Ikut Beri Keterangan Pers

Menkominfo dan Kepala BSSN "Menghilang" usai Ratas PDN di Istana, Tak Ikut Beri Keterangan Pers

Nasional
Jaksa KPK Ungkap Anak SYL Indira Chunda Kembalikan Uang Rp 293 Juta

Jaksa KPK Ungkap Anak SYL Indira Chunda Kembalikan Uang Rp 293 Juta

Nasional
Pastikan Data di Kementeriannya Aman, Menpan-RB: Kita Ada 'Backup' Data

Pastikan Data di Kementeriannya Aman, Menpan-RB: Kita Ada "Backup" Data

Nasional
Nasdem Sebut Presiden PKS Ralat Pernyataan, Wagub Diserahkan ke Anies

Nasdem Sebut Presiden PKS Ralat Pernyataan, Wagub Diserahkan ke Anies

Nasional
Hal Memberatkan Tuntutan Eks Sekjen Kementan, Tak Dukung Pemberantasan Korupsi

Hal Memberatkan Tuntutan Eks Sekjen Kementan, Tak Dukung Pemberantasan Korupsi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com