Di hadapan para kader dan simpatisan partai, Prabowo menyampaikan orasi politiknya selama 1,5 jam.
Dalam orasinya, Prabowo lebih banyak berbicara tentang sikap politik Partai Gerindra perihal ekonomi. Ia pun menyebut demokrasi yang diterapkan di Indonesia hampir menjadi kleptokrasi yang ia sebut sebagai negara yang dikuasai para maling.
Indonesia, kata Prabowo, merupakan salah satu negara dengan kekayaan alam terbesar di dunia. Kendati demikian, para elite politik mudah diadu domba dan mudah disuap.
"Mereka ingin kita terus jadi bangsa kacung. Mereka bilang kita tidak boleh jadi bangsa sejahtera. Buruh bekerja dengan upah murah tiap hari. Petani-petani kita tidak boleh dibantu, dilindungi, disuruh kerja, kerja, kerja, dan tidak ada keuntungan dari pekerjaan mereka, Saudara sekalian," ujar Prabowo.
"Masih mau dengar pidato saya? Atau mau dengar dangdut?" tanyanya menghentikan orasinya.
"Teruuus," jawab para pendukungnya.
Prabowo pun kemudian melanjutkan orasinya. Partai Gerindra, kata dia, tidak menyerahkan Indonesia begitu saja.
Ia menegaskan bangsa Indonesia jangan mau menjadi kacung, budak, ataupun pesuruh bangsa lain.
"Partai Gerindra berjuang agar Indonesia dimiliki oleh semua. Tidak hanya dimiliki segelintir orang saja. Hai tukang ojek, tukang bakso, pedagang kaki lima, sopir taksi, republik ini milik kalian juga," ujar mantan Danjen Kopassus itu.
Prabowo pun berkali-kali menanyakan kepada para pendukungnya apakah masih bersedia mendengarkan orasinyanya. "Kapan boleh berhenti bicara ini?" kata Prabowo seraya tertawa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.