Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Ingin Raup Suara Terbanyak di Dapil "Neraka" Jawa Barat

Kompas.com - 21/03/2014, 15:58 WIB
Sabrina Asril

Penulis


KARAWANG, KOMPAS.com - Partai Demokrat berusaha kembali meraih suara terbanyak di daerah pemilihan Jawa Barat VII yang mencakup wilayah Bekasi, Karawang, dan Purwakarta. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa mengatakan, persaingan memperebutkan suara di daerah ini terbilang sulit karena calon anggota legislatif dari partai lain cukup kuat. '

Di dapil ini, terdapat caleg Golkar yaitu Ade Komarudin, yang telah empat periode menjadi anggota DPR, dan Nurul Arifin. Selain itu Rieke Dyah Pitaloka caleg petahana dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang sempat maju sebagai bakal calon Gubernur Jawa Barat.

"Orang bilang ini dapil neraka karena memang caleg-caleg yang ditempatkan di Jabar VII yang cukup kuat," ujar Saan, di sela-sela kampanye Partai Demokrat di lapangan Telagasari, Karawang, Jawa Barat, Jumat (21/3/2014).

Demokrat, lanjut Saan, ingin mempertahankan perolehan suara terbanyak yang diperoleh tahun tahun 2009. Saat itu, Partai Demokrat berhasil memeroleh 3 kursi DPR dan 26 kursi di DPRD kabupaten.

Pada Pemilu 2009 lalu, Saan meraih suara kedua tertinggi dengan jumlah 60.000 suara dan melenggang ke Dewan Perwakilan Rakyat. Untuk mempertahankan suara Demokrat di dapil ini, ia mengakui, partainya harus berjuang lebih keras.

"Ini bukan pekerjaan gampang di tengah rentetan opini yang cenderung negatif. Ini tantangan Partai Demokrat untuk menggerakkan potensi yang dimiliki dalam membangun jaringan," ucap anggota Komisi III DPR ini.

Karawang dipilih sebagai kota keempat diselenggarakannya rapat umum Partai Demokrat sejak kampanye terbuka pada 16 Maret 2014 lalu.

Sebelumnya, Partai Demokrat sudah menggelar rapat umum di Magelang, Bantul, dan Tulungagung. Pada kampanye kali ini, akan hadir sejumlah juru kampanye nasional seperti Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Harian Syarief Hasan, Sekretaris Jenderal Edhie Baskoro Yudhoyono, dan Ibu Negara Ani Yudhoyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com