Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri: Hakim Pemeriksa di RUU KUHAP Sulit Diterapkan di Indonesia

Kompas.com - 28/02/2014, 17:34 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Kepala Polri Jenderal Pol Sutarman mengatakan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya pembahasan revisi KUHAP dan KUHP kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan pemerintah. Meski demikian, Polri keberatan terhadap substansi RUU KUHAP seperti soal adanya hakim pemeriksa pendahuluan.

Sutarman menjelaskan, hakim pemeriksa pendahuluan sulit diterapkan di Indonesia jika melihat kondisi geografis Indonesia. Menurutnya, Polri memiliki banyak pengalaman dalam menangkap pelaku kejahatan di lokasi yang sulit dijangkau.

Dalam setiap penangkapan, kata mantan Kepala Bareksrim Polri itu, petugas yang menangkap harus meminta ijin kepada atasan untuk melakukan penahanan. Jika keberadaan hakim pemeriksa pendahuluan diterapkan, maka penahanan terhadap pelaku tidak dapat segera dilaksanakan. Pasalnya, polisi harus meminta persetujuan terlebih dahulu kepada hakim pemeriksa yang berada di pusat kota.

“Itu tidak akan mungkin bisa dilakukan di Indonesia, karena geografis kita seperti ini. Polri punya pengalaman sekian puluh tahun berada di pelosok-pelosok wilayah itu sehingga kita mengerti betul bahwa itu tidak mungkin dilakukan,” kata Sutarman di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (28/2/2014).

Sutarman menambahkan, pihaknya tidak dapat mengintervensi terhadap pembahasan revisi KUHAP. Polri hanya dapat memberikan masukan kepada DPR dan pemerintah jika keberadaan hakim pemeriksa pendahuluan sulit diterapkan.

Selain itu, Sutarman meminta kepada pihak lain agar berperan aktif dalam pembahasan revisi tersebut jika merasa ada pasal yang dianggap tidak pas. Sehingga nantinya, jika KUHAP tersebut telah selesai dibahas dapat mewakili seluruh aspirasi semua pihak.

“Keputusan mengubah atau membentuk UU itu adalah keputusan politik. Jika ada lembaga yang terkait di dalamnya yang merasa tidak pas, silahkan didiskusikan pasal demi pasal yang tidak pas,” pungkas Sutarman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com